TEMPO.CO, Semarang - Arif Diva Ramandani, 20 tahun, relawan Ganjar-Mahfud, korban dugaan penganiayaan anggota TNI di Kabupaten Boyolali belum sadarkan diri. Dia mengalami pengeroyokan ketika pulang menghadiri kampanye pada Sabtu, 30 Desember 2023.
"Belum bangun. Belum sadar," ungkap Dwi, kakak korban lewat aplikasi perpesanan. Hingga Sabtu malam 30 Desember 2023, dia menunggu saudaranya tersebut yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali.
Menurut dia kondisi adiknya mengalami luka serius di bagian kepala hingga kaki. "Lukanya parah. Tidak bisa membuka mulut," kata dia.
Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres atau TKRPP Jawa Tengah PDI Perjuangan Daniel Toto Indiyono mengatakan ada satu korban lain yang juga dirawat di RSUD Pandan Arang Boyolali. Dia adalah Slamet Andono, 26 tahun.
Slamet mengalami luka memar di bagian kepalanya. Wajahnya bengkak serta giginya patah akibat pukulan yang dia terima.
Daniel menyebutkan, dari data yang dia kantongi ada lima relawan lain juga menjadi korban. "Total tujuh masuk rumah sakit dua orang," ujar dia.
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapemdan) IV/Diponegoro, Kolonel Inf Richard Harison, membenarkan adanya insiden penganiayaan yang dilakukan anggota TNI terhadap relawan pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah. Richard menyatakan masalah ini sudah ditangani oleh Datasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta.
"Kodam IV/Diponegoro masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait kasus penganiayaan terhadap dua orang sipil yang diduga dilakukan oleh beberapa oknum anggota TNI AD," kata Richard melalui keterangan resmi yang diterima Tempo, Sabtu, 30 Desember 2023.
Richard mengatakan peristiwa penganiayaan itu terjadi di depan markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh pada Sabtu siang, 30 Desember 2023. Berdasarkan informasi sementara yang pihaknya terima, Richard mengatakan, peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak.