TEMPO.CO, Jakarta - Tepat 23 tahun lalu, pada malam Natal 24 Desember 2000, terjadi rentetan serangan bom di sejumlah gereja di Indonesia. Tragedi Bom Natal 2000 itu meneror berbagai kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Mojokerto, Bandung, Sukabumi, Pangandaran, Batam hingga Pekanbaru.
Rentetan serangan tersebut belakangan dilaporkan dilakukan oleh kelompok teroris Jamaah Islamiyah. Dikutip dari berbagai sumber, berikut kronologi singkat teror Bom Natal 2000.
Jakarta
Di Jakarta, pada pukul 19:50 WIB, teror bom mengguncang Gereja Koinonia di Jalan Matraman Raya. Tak berhenti di situ, bom juga menghajar Gereja Katedral, Gereja Santo Yosef, Kapel Kanisius, Gereja Anglikan, Gereja Oikumene, dan Sekolah Kanisius Menteng Raya. Akibat serangan itu, 6 korban tewas dengan 54 lainnya luka-luka dan puluhan mobil hancur.
Mojokerto
Seusai kebaktian pada 24 Desember 2000 malam, dua pengurus Gereja Eben Haezer yang terletak di Kecamatan Prajurit Kulon menemukan dua bungkusan mencurigakan di dua lokasi berbeda, yakni di bawah telepon umum depan gereja dan di dalam gereja. Dua bungkusan tersebut kemudian dibuka. Tas plastik yang ditemukan di bawah telepon umum ternyata berisi rangkaian kabel. Melihat itu, Riyanto, anggota Banser Nahdlatul Ulama membuang rangkaian kabel tersebut ke lubang gorong-gorong yang jaraknya 10 meter di depan gereja. Sayangnya, bungkusan berisi bom itu meledak dan menewaskan Riyanto.
Adik Riyanto, Biantoro, mengunjungi makam Riyanto di pemakaman umum Kelurahan/Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur. Riyanto adalah anggota Banser NU yang jadi korban bom Natal saat mengamankan kebaktian di gereja Eben Haezer, Kota Mojokerto, tahun 2000. TEMPO/ISHOMUDDIN
Bungkusan kedua yang berada di dalam gereja kemudian diletakan di depan gereja. Tak berselang lama, bom kedua itu pun meledak. Menurut keterangan dari pihak kepolisian, setidaknya terdapat dua pelaku yang meranuh bom di dalam dan di luar gereja. Melalui penyelidikan polisi, kawanan pelaku teror bom itu merupakan anak buah dari Ali Imron, yang juga pelaku bom Bali dua tahun kemudian.
Bandung
Teror Bom Natal di Bandung direncanakan akan diledakan pada pukul 18:00 WIB di enam gereja berbeda. Namun, bom tersebut sudah meledak ketika masih dirakit di jalan Terusan Jalan Jakarta 43-45 pada pukul 16:15 WIB. Akibat ledakan tak terduga itu Enjang, Akim, Wawan dan Dedi meninggal seketika dengan kondisi mengenaskan. Kemudian, Roni Miliar dan Agus Kurniawan mengalami luka berat sehingga harus mengalami perawatan di rumah sakit selama 1 bulan.
Sukabumi
Teror Bom Natal juga melanda Gereja Pentakosta Sidang Kristus di Jalan Masjid 20 Alun-alun Utara dan Gereja di Jalan Otto Iskandardinata. Pada pukul 20:00 WIB, ketika jemaat sedang melakukan Misa Natal, bom itu meledak dan menewaskan tiga jemaat, serta 11 orang lainnya terluka parah.
Pangandaran
Dilansir dari Majalah Tempo, Dedi Mulyadi dan Yoyo yang mengendarai Vespa dengan membawa bom ke area Pangandaran meledakan bom secara tidak sengaja. Bom yang disimpan dalam bagasi Vespa meledak secara tiba-tiba dalam perjalanan. Akibat ledakan tersebut, Yoyo tewas di tempat dengan tubuh berkeping-keping sementara Dedi Mulyadi mengalami luka-luka ringan.
Batam
Di Batam ledakan terjadi pada 25 Desember 2000 dan menghantam Gereja Katolik Beato Damian Bengkong, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Sungai Panas, Gereja Bethany Lantai II Gedung My Mart Batam Center, dan Gereja Pantekosta di Indonesia Pelita, Jalan Teuku Umar. Dilansir dari Majalah Tempo, Bom Natal 2000 ini diledakan di tengah ratusan jemaat yang tengah mengikuti kebaktian natal. Akibatnya, 23 orang mengalami luka berat. Adapun, tersangka dari teror bom ini adalah Imam Samudra, Basuki, Fafar bin Mashudi, dan Hasan bin Abbas.
Pekanbaru
Di Pekanbaru, teror bom melanda Gereja HKBP Pekanbaru di Jalan Hang Tuah. Dilansir dari Majalah Tempo, pada pukul 21:00 WIB, ditemukan sebuah helm berisi paket bom yang menewaskan lima orang, termasuk Serda Budi Saragih dan Bharatu Jabaidin, anggota Polresta Pekanbaru dan melukai 22 orang lainnya. Hampir bersamaan, sebuah bom juga meledak di garasi rumah di Jalan Dahlia Gang Horas yang tempati oleh Kristopel Sipahutar. Di tempat lain, bom juga meledak di Gereja di Jalan Sidomulyo.
Satu tahun berselang, tepatnya pada 2001, Polri memutuskan untuk membentuk Satuan Tugas Bom Polri yang bergerak di bawah Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) dan dipimpin oleh perwira polisi bintang satu. Salah satu tugas awalnya adalah menangani kasus Bom Natal 2000 dan kasus bom lainnya.
MICHELLE GABRIELA | MUHAMMAD SYAIFULLOH | ISHOMUDDIN
Pilihan editor: Bom Natal 2000 dan Kelahiran Densus 88, Satuan Spesialis Menangani Terorisme