TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga atau BEM Unair melalui Kementerian Sosial Politik mengadakan seruan deklarasi Pemilu Damai yang dibungkus dalam acara bernama “BEM Unair Memanggil: Mahasiswa Mengawal Pesta Demokrasi Damai Tanpa Provokasi”.
Kegiatan yang akan dilakukan pada Kamis, 21 Desember 2023 di Kampus B, Universitas Airlangga, Surabaya ini direncanakan tak hanya berisi deklarasi, tapi juga orasi kebangsaan, pembacaan puisi, aksi stand up comedy hingga musikalisasi puisi.
Baca juga:
Rifat Daulah Isma’i selaku Menteri Sosial Politik BEM Unair menyebut bahwa pihaknya menyelenggarakan kegiatan ini berangkat dari kegaduhan yang muncul di tengah kontestasi Pemilu 2024.
Menurutnya, kegaduhan tersebut memiliki potensi besar untuk memecah belah bangsa karena narasi yang dilempar oleh oknum tidak bertanggung jawab di media sosial khususnya, tidak jarang menggunakan isu yang berkaitan dengan SARA.
“Pada saat itu, kami (Kemensospol BEM Unair) sedang berdiskusi, memang ada diskusi rutin mingguan begitu. Lalu kami punya keresahan yang sama, Pemilu 2024 ini terlalu panas, banyak oknum yang tidak bertanggung jawab khususnya di media sosial melemparkan isu berkaitan dengan SARA yang berpotensi memecah belah,” ujar Rifat saat dihubungi Tempo.co melalui WhatsApp pada Selasa, 19 Desember 2023.
Tidak butuh waktu yang lama, Rifat dan pihaknya menginisiasi acara deklarasi pemilu damai untuk menegaskan bahwa mahasiswa, utamanya mahasiswa Unair dan sekitarnya siap mengawal jalannya pemilu yang damai tanpa provokasi.
Lebih lanjut, dalam mempersiapkan acara tersebut, Rifat mengaku tidak membutuhkan waktu lama dan menyebut bahwa persiapan acara tersebut tergolong mudah karena konsep acara yang bersifat inklusif serta sederhana.
“Terkait persiapan acara, BEM Unair Memanggil menurut saya bukan acara yang sulit sih persiapannya. Kami hanya perlu beberapa rapat untuk finalisasi konsep lalu menghubungi beberapa pihak yang terlibat seperti band, komika, dan penampil teatrikal, karena pihak tersebut pernah kami undang sebelumnya jadi tidak ada kendala,” kata Rifat.
Selain itu, Rifat juga menyebut bahwa selama proses persiapan acara dari rapat hingga pengurusan perizinan, pihaknya mengaku tidak mendapat intimidasi dari pihak eksternal. Sebagai mahasiswa yang cukup fokus pada isu aktivisme, dirinya paham bahwa per hari ini banyak intimidasi yang didapat rekan-rekan mahasiswanya dari pihak eksternal.
“Saya paham bahwa per hari ini kawan-kawan saya sesama aktivis mahasiswa banyak yang mendapat tekanan dari pihak luar, tetapi syukur selama proses menyiapkan acara ini, kami tidak mendapatkan tekanan dari pihak luar maupun dari dalam,” ujar Rifat.
Sebarkan Pesan Positif
Selain berangkat dari keresahan bersama mengenai narasi di media sosial tentang Pemilu 2024 yang berpotensi memecah belah bangsa, Rifat juga menyebut bahwa terdapat tujuan khusus dalam menyelenggarakan acara tersebut. Ia menyebut bahwa pihaknya, yakni Kementerian Sosial Politik BEM Unair ingin menyebarkan kesadaran mengenai persatuan dalam momen Pemilu 2024.
“Tujuan kami sederhana sih, dalam momen pemilu ini kami ingin menyebarkan kesadaran bahwa apapun pilihan kita di Pemilu 2024, kita tetaplah masyarakat yang utuh dan rukun. Selain itu, dengan adanya acara ini, kami berharap agar semua pihak tidak terjebak atau ikut serta dalam hal yang bersifat merusak kerukunan,” kata Rifat yang juga merupakan Kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Komisariat FISIP Unair tersebut.
Pilihan Editor: BEM Unair Bahas Aspirasi Mahasiswa dari Biaya Pendidikan hingga Bantuan Keuangan