TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengklaim, dia merupakan salah satu orang paling dini yang mengingatkan bahaya kapitalisme neoliberal. Prabowo menyampaikan ini di hadapan para pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia atau APPSI di Semarang, Selasa, 19 Desember 2023.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, kapitalisme neolibaeral tidak mungkin mebawa bangsa Indonesia menuju kesejahteraan. "Saya termasuk yang paling dini sudah memberi peringatan itu," ucapnya dalam acara itu, seperti dipantau melalui YouTube. Kalau menganut sistem ekonomi kapitalisme neoliberal, Prabowo mengatakan yang kecil bisa terlindas oleh yang besar.
Modal besar yang dimiliki pelaku ekonomi kapitalisme neoliberal, menurut Prabowo, tidak jelas asalnya dari mana dan kesetiannya keada siapa. Kalau menguasai semua sendi-sendi kehidupan, dia mengatakan bangsa indonesia sesungguhnya tidak lagi merdeka.
Kepada para pedagang pasar, Prabowo meminta untuk meneliti rekam jejak digitalnya. Dia mengatakan selama lebih dari 25 tahun, dia telah menekankan pentingnya ekonomi Pancasila yang berpihak kepada rakyat. "Perjuangan kita belasan, bahkan puluhan tahun," ujarnya.
Senada, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani, mengatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu akan memanfaatkan jabatannya untuk berpihak pada ekonomi kerakyatan apabila terpilih memenangi Pilpres 2024.
"Inilah yang diharapkan ekonomi Indonesia akan tambah kuat dan bangkit pada tahun-tahun mendatang. Pemerintah mendukung dan memberi fasilitas kepada mereka. Jabatan Pak Prabowo sebagai presiden (jika terpilih) akan digunakan untuk membantu mereka yang kecil dan lemah," kata Muzani saat menghadiri acara deklarasi warga Tegal di Gedung Joang '45, Jakarta, Ahad, 10 Desember 2023.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal November lalu mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional berada di 4,94 persen per kuartal ketiga 2023 yoy. Adapun ekonomi tumbuh 1,6 persen secara quartal to quartal (qtq). Sehingga, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,05 persen.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2023 ini lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pola yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi triwulan III selalu lebih rendah dibanding triwulan II, kecuali pada 2020 atau ketika pandemi Covid-19.
Pilihan Editor: Temuan Pelanggaran Dana Kampanye Pilpres, Bawaslu: PPATK Tak Sebut Garudayaksa