TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP PDIP dan Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah mengungkapkan, Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden kelima Indonesia, Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi satu dari enam anggota komite hakim Zayed Award Human Fraternity. Megawati menjadi perempuan dari asia tenggara pertama yang dipercaya organisasi internasional dan independen ini. Jejak Megawati sebagai juri mengikuti langkah Jusuf Kalla.
‘’Kami telah membaca banyak aktivitas Ibu Megawati Soekarnoputri yang diliput oleh media internasional, terutama di Timur Tengah. Perhatian yang besar Ibu Mega kepada kepentingan perempuan secara khusus dan kepentingan kemanusiaan secara umum menjadi catatan kebanggaan kami untuk mengajaknya menjadi salah satu juri penghargaan bergengsi ini,’’ tutur Muhammad Abdulsalam, Sekjen Zayed Award pada Jumat 6 Oktober 2023.
Menerima tawaran Abdulsalam, Megawati merasa mendapat kehormatan karena dipercaya menjadi juri penghargaan internasional bergengsi dari jutaan perempuan di asia tenggara. Menurut Megawati, kepercayaan ini pasti membanggakan, khususnya bagi kaum perempuan Indonesia dan Asia Tenggara secara umum.
Setelah mengikuti rapat tertutup sesi pertama bersama 5 tokoh dewan juri Zayed Award di Hotel de Russie, Roma pada Ahad, 17 Desember 2023, dikutip dari Antara, Megawati menyebut jika nama nominasi yang disodorkannya dalam ajang Zayed Award untuk Persaudaraan Manusia atau Zayed Award for Human Fraternity 2024 masuk ke tahap berikutnya.
Namun, sebelum Megawati, Jusuf Kalla lebih dahulu terpilih menjadi juri Zayed Award Human Fraternity. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 ini menjadi juri Zayed Award Human Fraternity pada 2020. Selain Jusuf Kalla, dewan juri Zayed Award kala itu, antara lain Catherine Samba Panza, mantan Presiden Republik Afrika Tengah; Adama Dieng, mantan penasihat khusus PBB untuk Pencegahan Genosida; Cardinal Dominique Mamberti, Prefek Pengadilan Tertinggi Signatura Apostolik; Michaelle Jean, Gubernur Jenderal Kanada ke-27; dan Mohamed Mahmoud Abdulsalam, Sekretaris Jenderal Komite Tinggi Persaudaraan Manusia.
Selama menjadi juri Zayed Award Human Fraternity, Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan Paus Fransiskus bersama Dewan Juri Zayed Award Human Fraternity lainnya pada 23 Oktober 2020. Selama 70 menit, Jusuf Kalla bersama empat juri lain berdialog dengan Paus Fransiskus di perpustakaan pribadi Paus di Vatikan.
Saat berdialog bersama, Jusuf Kalla meminta pandangan Paus Fransiskus untuk dijadikan rujukan dewan juri menilai para nominator Zayed Award. Menurut Jusuf Kalla, Penerima penghargaan harus menunjukkan kesuksesan dalam persaudaraan yang membawa berkah atau manfaat ke aspek kehidupan lain. Paus juga mengutamakan arti persaudaraan untuk sesama manusia sebagai batu loncatan juri dalam memilih nominator yang diumumkan pada awal Februari 2021.
Jusuf Kalla juga menyampaikan apresiasi pada Paus yang bekerja sama dengan Grand Syeikh Universitas Al Azhar Kairo untuk mengangkat agenda penting global, yaitu persaudaraan kemanusiaan. Selain itu, ia juga menyampaikan salam hangat bangsa Indonesia dan Presiden Jokowi kepada Paus.
Pada pertemuan Zayed Award Human Fraternity, Jusuf Kalla juga mengusulkan agar ahli medis penemu obat yang dapat menghentikan pandemi Covid-19 diberikan penghargaan. Sebab, penemu obat tersebut menjadi sosok yang berjasa dalam kemanusiaan dan berdampak secara internasional.
RACHEL FARAHDIBA R | FRISKI RIANA
Pilihan Editor: Megawati Jadi Juri Zayed Award Bersama 5 Tokoh Dunia, Apakah Itu Zayed Award Human Fraternity?