TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menanyakan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat ke calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam acara Debat Capres perdana, Selasa, 12 Desember 2023. Ia mengungkit kasus pelanggaran HAM berat seperti peristiwa 1965, penembakan misterius, peristiwa Talangsari Lampung 1989, penghilangan paksa, sampai peristiwa Wamena.
Ganjar juga mengingatkan bahwa pada 2009 silam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pernah memberikan rekomendasi kepada presiden terkait 12 kasus pelanggaran HAM berat. Beberapa rekomendasinya dantaranya membentuk pengadilan HAM Ad Hoc serta mencari keberadaan aktivis yang hilang.
"Kalau Bapak ada di situ, apakah akan membuat pengadilan HAM dan memberikan rekomendasi DPR? Kedua, di luar sana menunggu banyak ibu-ibu, apakah Bapak bisa membantu menemukan di mana kuburnya yang hilang agar mereka bisa berziarah?" tanya Ganjar pada Prabowo. Lantas bagaimana jawaban Prabowo?
Awalnya, Prabowo tidak memberikan jawaban yang lugas terkait pertanyaan Ganjar soal HAM. Prabowo justru mengatakan bahwa pertanyaan itu selalu ditanyakan lawan politiknya dalam debat Capres.
"Pak Ganjar tadi justru Anda sebut tahun 2009 kan jadi sekian tahun yang lalu kan dan masalah ini ditangani justru oleh wakil presiden Anda ya jadi apa lagi mau ditanya kepada saya saya sudah menjawab," jawab Prabowo.
Dengan tegas, Prabowo mengatakan bahwa dirinya sudah berkali-kali menjawab isu dugaan pelanggaran HAM. Namun, menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu isu soal HAM selalu dimunculkan setiap Pemilu.
"Saya sudah menjawab berkali-kali, ada rekam jejak digitalnya. Saya sudah jawab berkali-kali. Tiap 5 tahun, kalau polling saya naik, ditanya lagi soal itu," kata Prabowo.
Tak berhenti sampai situ saja, Prabowo seakan menyamakan aktivis yang hilang di masa lalu seperti mayat yang ditemukan di DKI. "Bapak tahu data enggak? Bapak tanya ke kapolda, berapa orang hilang di DKI? Tahun ini, ada mayat yang ditemukan beberapa hari lalu dan sebagainya, come on, Mas Ganjar," ujar Prabowo.
Prabowo pun kemudian menegaskan bahwa dirinya sangat membela HAM. Lebih lanjut ia bercerita ada salah satu aktivis yang dulu dinyatakan hilang, namun kini sosoknya masih ada dan justru sekarang menjadi pendukungnya.
"Jadi saya tadi katakan saya merasa bahwa saya yang sangat keras membela hak asasi manusia nyatanya orang-orang yang dulu ditahan, tapol-tapol (tahanan politik) yang katanya saya culik, sekarang ada di pihak saya dan membela saya, saudara-saudara sekalian," ucap Prabowo.
Menanggapi pertanyaan Ganjar soal HAM, Prabowo memberikan pesan bahwa masalah HAM jangan dipolitisasi. "Jadi, masalah hak-hakan (isu dugaan pelanggaran HAM) jangan dipolitisasi, mas Ganjar. Menurut saya saya kira begitu jawaban saya" kata Prabowo.
Merasa tidak puas dengan jawaban Prabowo, Ganjar menilai menteri pertahanan itu bukanlah sosok yang tegas. Ganjar sendiri menegaskan bahwa jika dia menjadi presiden, maka dirinya bakal menuntaskan kasus pelanggaran HAM agar isu tersebut tidak terulang tiap pemilu.
"Pak Prabowo ini punya ketegasan yang luar biasa, luar biasa, tapi sayang pada dua jawaban itu sama sekali tidak punya ketegasan," kata Ganjar.
Merespons pernyataan Ganjar, Prabowo menuding politikus PDIP itu telah melontarkan pertanyaan yang tendensius karena menyinggung kasus hilangnya aktivis. Apalagi diketahui kasus hilangnya aktivis terjadi saat Prabowo menjabat sebagai komandan jenderal Kopassus pada masa Orde Baru.
“Loh kok dibilang saya tidak tegas? Saya tegas akan menegakkan HAM. Masalah yang bapak tanyakan, agak tendensius. Kenapa pada saat 13 orang hilang pada saat itu ditanyakan kepada saya? Itu tendensius, Pak,” kata Prabowo.
Prabowo lantas menegaskan bahwa dirinya berkomitmen untuk menegakkan HAM di Indonesia. "Wakil Bapak yang mengurus ini selama ini. Jadi memang kalau keputusannya mengadakan pengadilan HAM, ya kita adakan pengadilan HAM. Nggak ada masalah," pungkas Prabowo.
RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: Ganjar Klaim Tidak Tendensius Lempar Isu HAM ke Prabowo