TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau BEM UGM mengaku mendapat intimidasi setelah aksi pemasangan baliho di depan Bunderan UGM yang bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertuliskan “Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan” dengan di bawahnya tertulis keterangan Mr. Joko Widodo.
Menteri Aksi dan Propaganda BEM UGM, Mochamad Zidan Darmawan, mengatakan pihaknya memperoleh intimidasi pasca aksi tersebut. “Kurang lebih bentuknya sama, intimidasi secara siber,”. ujar Zidan kepada Tempo.co, Selasa, 12 Desember 2023.
Selain Zidan, Intimidasi tersebut juga didapatkan oleh beberapa anggota BEM UGM, seperti narahubung acara dan Ketua BEM UGM Gielbran Mohammad Noer. Bahkan, hingga saat ini akun Instagram Gielbran dipenuhi oleh puluhan ribu komentar yang bersifat intimidatif.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Rektorat UGM, Andi Sandi menyebut itu merupakan proses belajar untuk mahasiswa. Ia juga mengatakan bahwa setiap tindakan yang dilakukan pasti ada akibat yang ditimbulkan. “Ketika ada aksi pasti ada reaksi, nah ini yang harus teman-teman mahasiswa pelajari,” katanya kepada Tempo.co, Rabu, 13 Desember 2023.
Sandi menjelaskan bahwa reaksi tersebut muncul karena aksi dilempar ke publik. Oleh karena itu, menurutnya tindakan serangan siber merupakan konsekuensi yang harus diterima mahasiswa tersebut. “Reaksi terjadi karena itu dilempar ke publik, kita tidak boleh melarang publik bereaksi terhadap statement kita,” ujar Sandi.
Selain itu, Sandi juga merespons bahwa mahasiswa harus menggunakan etika ketika melempar aspirasi ke publik. “Etika ini saya kira teman-temen dari mahasiswa harus belajar menggunakan diksi-diksi yang tepat,” ucapnya.
Ia berpesan kepada mahasiswa mendapat intimidasi untuk menyampaikan aspirasi balasan. Menurutnya, dalam menghadapi pesan intimidasi mahasiswa perlu menyampaikan pendapatnya bahwa aksi tersebut berdasarkan riset. “Sampaikan bahwa aksi bukan sekadar asal-asalan, saya yakin mahasiswa punya kajian sebelum melakukan aksi,” kata Sandi.
Menurut Sandi, prinsipnya adalah mahasiswa harus siap dengan konsekuensi yang dilakukannya. Lebih lanjut, Sandi mengatakan konsekuensi yang diterima mahasiswa tersebut adalah bagian dari proses belajar.
Saat ini, menurut Sandi pergolakan di publik masih dalam kategori aman dan tidak mengancam nyawa mahasiswa. Sampai sekarang, pihak UGM belum menerima aduan dari BEM UGM. “Belum ada komplain atau permintaan dari Gielbran (Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor) dalam tanda kutip untuk dilindungi,” lanjutnya.
Terakhir, Sandi betul bahwa BEM UGM paham dan siap menghadapi konsekuensi yang muncul akibat aksi pemberian nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan. “Saya yakin Gielbran dan teman-teman bisa menghadapi konsekuensi ini,” kata dia.
Pilihan Editor: BEM UGM Akui dapat Intimidasi Setelah Aksi Alumnus UGM Paling Memalukan untuk Jokowi