TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Ganjar Pranowo mengklaim dirinya dan calon wakil presiden Mahfud Md., akan mengambil sikap tegas soal pemberantasan korupsi jika terpilih dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Calon presiden nomor urut 3 itu mengatakan pihaknya memperoleh data bahwa kerugian negara akibat korupsi mencapai Rp 42 triliun.
"Padahal dengan uang Rp 42 triliun kalau untuk bangun puskesmas senilai Rp 5 miliar bisa jadi 8.400 puskesmas," kata Ganjar saat memberikan kuliah kebangsaan di Convention Hall Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), seperti dalam keterangan tertulis pada Jumat, 9 Desember 2023.
Bukan hanya itu, bekas Gubernur Jawa Tengah itu juga mengaku berkomitmen memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehingga kembali menjadi lembaga yang independen. Meski, Ganjar tidak menyebut bagaimana caranya ia akan memperkuat KPK ini.
"Kalau kemudian orang sudah marah pada situasi koruptif, maka kita harus melakukan tindakan yang ekstra seperti menguatkan KPK dan bikin KPK makin independen," ungkapnya.
Ganjar juga bakal menjadikan Lapas Nusakambangan sebagai penjara khusus napi koruptor sehingga akan memberikan efek jera. Nusakambangan adalah sebuah pulau kecil di Cilacap, Jawa Tengah, yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Saat ini, Lapas di sana untuk napi kelas kakap dan tidak ada fasilitas mewah.
"Tempatnya terpencil jauh dari mana-mana, masih banyak semak belukar. Dulu ada napi terkenal namanya Johny Indo, yang melarikan diri sampai dijadikan film. Setuju nggak kalau koruptor dimasukkan sana?" tanya Ganjar yang dijawab setuju oleh mahasiswa.
Salah satu mahasiswa bernama Novita mengaku setuju dengan gagasan Ganjar itu. Ia menyebut masyarakat sudah jenuh dengan perilaku hukum di Indonesia yang dinilai tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. "Setahu saya ada napi koruptor penjaranya diistimewakan,” kata dia.
Pilihan Editor: Eks Kepala Bea Cukai Yogya Eko Darmanto Penuhi Panggilan KPK Usai Ditetapkan Tersangka