TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka atau TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, mengklaim program makan siang gratis yang telah dilakukan pihaknya sangat diminati masyarakat. Menurut dia, berdasarkan evaluasi awal, jumlah makan siang gratis yang mereka sediakan tak mencukupi permintaan masyarakat.
“Ini kan baru awal-awal, jadi yang pasti satu evaluasinya, kurang banyak, karena yang minta makin banyak,” kata Rosan di Hotel Borobudur, Jumat, 1 Desember 2023.
Menurut Rosan, masyarakat merasa bersyukur karena pihaknya memberikan makan siang secara gratis.
TKN Prabowo-Gibran secara resmi meluncurkan program makan siang gratis untuk anak sekolah, dan bantuan gizi serentak untuk anak dan ibu hamil sejak hari pertama kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada Selasa, 28 November 2023.
Rosan menyatakan kampanye dengan memberikan makan gratis yang dilakukan pihaknya memang ingin berbeda dari kampanye pada umumnya.
“Bukan kampanye yang sifatnya selalu mengumpulkan masa kemudian memberikan pengarahan satu arah, tetapi lebih kepada kampanye yang dirasakan asas manfaatnya oleh seluruh rakyat indonesia,” kata Rosan.
Program makan siang gratis dinilai akan beratkan APBN
Program makan siang gratis untuk anak sekolah, dan bantuan gizi serentak untuk anak dan ibu hamil merupakan salah satu program yang masuk dalam janji kampanye pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Mereka berjanji akan menjalankan program tersebut jika menjadi pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Berbagai kritikan pun mulai berdatangan terhadap program ini. Diantaranya, program ini dinilai akan memberatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Menanggapi kritikan itu, Rosan Roeslani menyatakan program ini sudah diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan sangat matang.
“Program ini diharapkan masyarakat kita dari bayi sampai anak balita, anak kecil, anak sekolah gizinya lebih baik, kalau gizi baik jadi sehat,” kata Rosan.
Menurut Rosan, biaya negara akan lebih efisien ketika masyarakat sehat daripada sakit dan perlu pengobatan.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati,” kata Rosan.
Selanjutnya, klaim meningkatkan kualitas SDM Indonesia dan perekonomian