TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut pemerintahan saat ini mirip rezim Orde Baru. Sebelumnya, secara terang-terangan, Megawati mengaku jengkel pada pemerintah karena dinilai telah bertindak sewenang-wenang jelang Pilpres 2024.
"Saya tidak ingin memberikan tanggapan," kata Jokowi saat mengikuti kegiatan penanaman pohon di kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Cakung, Jakarta Timur, Rabu, 29 November 2023.
Ia meminta pemilu 2024 ini harus dijalani dengan damai dan penuh senyum. "Kita bersama-sama berharap pesta demokrasi ini semuanya kita jalani dengan damai, aman penuh dengan senyum, penuh dengan kegembiraan. Silakan adu gagasan, adu ide, tetapi dengan tetap senyum dan gembira" ujarnya.
Masa kampanye untuk Pemilu 2024 telah dimulai. Masa kampanye pemilu akan berlangsung dari tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
Sementara di tempat yang berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menyampaikan hal yang sama. Saat dijenguk oleh Ketua DPR Puan Maharani di Singapura, Luhut sepakat bahwa pemilu harus berjalan dengan gembira.
Luhut menggarisbawahi bahwa semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk memastikan bahwa kampanye berlangsung dalam kerangka saling menghormati dan menjunjung tinggi kepentingan bangsa. "Saya dan Mbak Puan sepakat bahwa pemilu ini haruslah berjalan dengan menyenangkan. Meskipun kita semua memiliki pilihan yang berbeda-beda, tapi persatuan dan perdamaian haruslah selalu dijaga. Dan yang paling penting, kepentingan masyarakat haruslah menjadi yang utama," kata Luhut, Selasa, 28 November 2023.
Megawati Sebut pemerintah bertindak seperti Orde Baru
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyindir pemerintah dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakornas) organ relawan pendukung Ganjar-Mahfud di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Senin, 27 November 2023.
Dalam kesempatan itu, Megawati mengungkapkan dirinya merasa jengkel dengan pemerintahan saat ini. Menurut Megawati, dirinya saat ini tidak mendapat keadilan. Selain itu, ia juga merasa seperti tidak dihormati.
"Ndak, kadang-kadang ya, kadang-kadang apa ya, saya manusia juga dong. Tetapi ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia," kata Megawati.
Tak sampai di situ saja, Megawati dengan tegas menyatakan tidak boleh ada pihak yang berusaha menekan rakyat di tengah situasi politik jelang Pemilu 2024. Apalagi, kata Megawati, pihak tersebut mencoba seolah-olah memberikan sesuatu kepada rakyat, tetapi tanpa melalui perundang-undangan yang ada di Indonesia.
“Bolehkah kamu menekan rakyatmu. Bolehkah kamu memberikan apapun kepada rakyatmu tanpa melalui perundangan yang ada di Republik ini," kata Megawati dalam Rapat Kerja Nasional
RIZKI DEWI AYU | IHSAN RELIUBUN | ADIL AL HASAN
Pilihan Editor: Jokowi Lantik Maruli Simanjuntak sebagai KSAD