TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan kegiatan Dialog Terbuka Muhammadiyah bersama Calon Pemimpin Bangsa merupakan wahana bagi organisasi ini dan masyarakat atas calon presiden dan wakil presiden pada pemilihan umum atau Pemilu 2024. Menurut dia kegiatan ini bertujuan agar masyarakat menjadi warga bangsa yang cerdas, bertanggung jawab, dan moralitas luhur.
“Agar tidak asal memilih dan tidak salah pilih,” kata Haedar saat memberikan sambutan kegiatan itu di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis, 23 November 2023. Hari ini, dialog akan diisi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua Ganjar-Mahfud Md.
Haedar mengatakan ruang diskusi ini juga sekaligus silaturahmi dari pasangan calon presiden dan masyarakat yang menyaksikan agar memahami peta kehidupan bangsa ke depan. Selain itu, dia menyebut masyarakat agar mengetahui apa yang diusung oleh calon presiden dan wakil presiden yang akan berlaga di Pemilu 2024.
Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, tiba di Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta sekitar pukul 08.45 WIB.
Program ini digagas oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk melakukan uji publik terhadap tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan berlaga di pemilihan umum 2024.
Sebelumnya, Haedar Nashir juga berharap siapa saja yang menang atau yang kalah memahaminya sebagai kontestasi.
"Maka, masing-masing bacapres-cawapres diharapkan dapat berkontestasi secara elegan dan konstitusional," kata Haedar di UMS pada Sabtu, 11 November 2023.
Oleh karena itu, Muhammadiyah secara khusus akan menggelar uji publik untuk tiga bacapres dan bacawapres pada 21-23 November 2023 di tiga Kampus Muhammadiyah, yaitu Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan mengundang pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md., Universitas Muhammadiyah Surakarta menghadirkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, dan di Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan menghadirkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
"Uji publik merupakan langkah elegan Muhammadiyah setelah beberapa kali Pemilu tidak boleh lagi ada politik perpecahan atau 'beli kucing dalam karung' walaupun 'karungnya bolong'," ujar Haedar.
Haedar berharap para bacapres-bacawapres dan timnya legowo dengan skema uji publik tersebut. Sebab, kata dia, Muhammadiyah tidak memihak khusus kepada pasangan mana pun. Hal itu menjadi garis organisasi yang tidak boleh ditawar.
"Politik kita harus semakin cerdas, semakin objektif, maka uji publik itu harus dimanfaatkan," ujar Haedar.
Pilihan Editor: Silang Pendapat soal Dugaan Intelijen Ikuti Rapat Internal PDIP di Sulawesi Tengah