TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa, meminta seluruh aparatur negara bersikap netral dalam pemilihan umum 2024.
Andika bercerita ketika dirinya masih menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia (TNI) pernah ditekan untuk mendukung salah satu pasangan calon presiden dalam pemilihan umum 2019. Namun, Andika mengklaim pihaknya tidak memberikan perintah apa pun untuk memenangkan salah satu calon.
“Walaupun tekanan yang cukup berat,” kata Andika di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng Jakarta Pusat, Senin, 12 November 2023.
Ketika ditanya siapa yang menekan, Andika menyebut dirinya tak bisa mengungkapkan. Namun, dia memastikan tekanan terhadap institusi menjelang pemilihan umum pasti ada.
Oleh karena itu, Andika meminta kepada seluruh komponen Aparatur Sipil Negara, TNI, Polisi, yang dilibatkan dalam tugas penyelenggaraan presiden dan legislatif, tetaplah profesional karena aturan netralitas aparat sudah jelas. Meski ada oknum, kata Andika, bukan hanya di pejabat bawah, tapi bisa di atas.
“Saya sebagai pejabat waktu itu pun menerima tekanan. Kalau saya memilih untuk menerima tekanan itu berarti saya melanggar perundang-undangan sendiri,” kata Andika.
Pilihan Editor: Suhartoyo Janji Bentuk MKMK Permanen yang Disebut Pernah Ditolak Anwar Usman