TEMPO.CO, Jakarta - Gambar wajah Calon Presiden Ganjar Pranowo yang terpacak di tiang listrik dicongkel Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP. Berdasarkan video yang beredar, terlihat melintas truk bernomor polisi BK 8130 W. Sehingga peristiwa itu diduga terjadi di wilayah Medan, Sumatera Utara.
Dalam video berdurasi 40 detik yang diterima Tempo pada Sabtu siang, 11 November 2023, anggota Satpol PP tampak mengoyak dan mendongkel poster Ganjar Pranowo dengan linggis. Laki-laki berkaus Satpol PP dengan lengan pendek itu terlihat membersihkan poster-poster tertuliskan Ganjar untuk Semua: Tuanku, ya, Rakyat dari tiang-tiang listrik di jalanan.
Usai mencongkel poster Ganjar, laki-laki itu berlari kecil dengan tangan kiri memegang poster dan tangan kanan memegang linggis menuju truk yang berjalan pelan untuk diangkut. Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Pranowo memberikan konfirmasi atas video tersebut.
Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar-Mahfud Todung Mulya Lubis dijadwalkan akan memberikan keterangan pada pukul 14.00 di Media Center TPN, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, 11 November 2023. “TPN nanti akan memberikan keterangan soal dugaan tidak netralnya aparat, pencopotan spanduk-spanduk Mas Ganjar di Sumut,” kata Press Secretary Media TPN Ganjar-Mahfud Reinhard Sirait dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu siang.
Fenomena pencopotan poster Ganjar Pranowo sebelumnya juga terjadi di Bali pada 31 Oktober 2023. Saat itu, banyak baliho dan bendera partai politik terpasang saat presiden Jokow Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan kerja dari Denpasar hingga Gianyar pada Selasa, 31 Oktober kemarin. Jokowi melawat ke tiga titik, yaitu SMKN 3 Sukawati, Pasar Bulan, dan Balai Budaya Batubulan.
Baliho dan bendera PDIP mendominasi dan terpasang dengan jarak hampir tiap satu meter. Baliho Ganjar-Mahfud termasuk yang diturunkan oleh aparat Satuan Polisi Pamong Praja.
Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengklarifikasi video dan kabar yang beredar mengenai pencabutan atribut partai politik kurang sesuai dengan fakta. Menurutnya, baliho dan bendera berunsur politik yang terpasang saat kunjungan Jokowi tidak hanya milik PDIP.
“Yang dilakukan adalah menggeser sementara alat sosialisasi tersebut berupa baliho agar estetika terjaga dan setelah selesai kegiatan, alat sosialisasi baliho tersebut sudah terpasang kembali. Jadi dapat saya tegaskan di sini tidak ada maksud lain kecuali kegiatan dapat berjalan dengan nyaman,” kata Sang Made seperti dikutip dari Kantor Berita Antara. Begitu juga dengan kehadiran TNI dan Polri di beberapa tayangan video penurunan baliho, Sang Made menyebut itu sudah sesuai standar operasional pengamanan RI 1.
Pilihan Editor: PDIP Akui Sikap Kritis Partai terhadap Jokowi Berdampak pada Pemilih Ganjar-Mahfud