TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membantah pihaknya mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hanya untuk mengincar kursi menteri. "Itu salah besar," kata Herzaky kepada Tempo, Jumat, 10 November 2023.
Ihwal kursi menteri, Herzaky mengatakan itu mungkin pola pikir partai lain ketika memberikan dukungan. Dia mengklaim Demokrat tidak memiliki pola pikir seperti itu. "Kemungkinan koalisi lain pola pikirnya begitu. Kami tidak ada pola pikir seperti itu," kata Herzaky.
Dukungan Demokrat, kata dia, tidak hanya dalam bentuk tanda tangan di KPU. Mereka juga bekerja sama dalam kampanye dengan masuk struktur tim pemenangan. "Kalau transaksional, tanda tangan selesai. Kami justru kirimkan orang terbaik di TKN," kata Herzaky.
Herzaky bercerita, setelah Demokrat mencabut dukungan dari Anies Baswedan, Prabowo mengajak Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu. "Bahkan pada 1 Juli ketika kami di kubu capres lama, Prabowo sangat antusias dan ingin kami bergabung," kata Herzaky.
Prabowo, menurut dia, sangat menghormati AHY sebagai sesama ketua umum partai politik dan SBY sebagai presiden dua periode. Padahal, kata Herzaky, usia Prabowo dan AHY terpaut cukup jauh. "Yang penting chemistry itu muncul dari apresiasi, penghargaan, dan penghormatan," kata Herzaky.
Tak cukup sampai di situ, Herzaky mengklaim Prabowo terbuka dengan gagasan perubahan dan perbaikan yang diajukan oleh Demokrat. Dia mengatakan dalam perubahan dan perbaikan, tetap ada konsep kresinambungan. "Enggak mungkin pemerintah dimulai dari nol," kata dia.
Demokrat sebelumnya telah resmi bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang beranggotakan partai-partai pendukung pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Koalisi ini terdiri dari Partai Golkar, PAN, Partai Gerindra, Partai Bulan Bintang, PSI, dan Partai Gelora.
Usai bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju, Demokrat sempat disebut-sebut akan mendapat jatah Menteri Pertanian untuk menggantikan Syahrul Yasin Limpo. Kala itu, Jokowi mengangguk ketika ditanya Demokrat akan masuk kabinet. Namun, Jokowi akhirnya memilih Menteri Pertanian pada periode pertamanya, Amran Sulaiman.
Pilihan Editor: Merasa Kantor PDIP Diintimidasi, TPN Ganjar-Mahfud Buat Posko Aduan di Daerah
HAN REVANDA PUTRA