Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Risalah dan Kisah Muasal Jabatan Wakil Presiden dalam Sistem Tata Negara Demokratis

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Presiden ke-6 AS, John Quincy Adams, merupakan presiden dengan IQ tertinggi dengan skor 168,8, atau di atas Albert Einstein yang skornya 160. Adams fasih menggunakan setidaknya empat bahasa. Insidegov.com
Presiden ke-6 AS, John Quincy Adams, merupakan presiden dengan IQ tertinggi dengan skor 168,8, atau di atas Albert Einstein yang skornya 160. Adams fasih menggunakan setidaknya empat bahasa. Insidegov.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa pekan terakhir batas usia calon wakil presiden disingkat cawapres menjadi polemik berkepanjangan di Tanah Air. Keputusan Mahkamah Konstitusi yang kontroversial memantik perdebatan sengit menjelang Pendaftaran Capres-Cawapres untuk Pilpres 2024.

Lalu, apa itu jabatan wakil presiden dalam sistem politik demokrasi? Bagaimana muasal atau sejarah munculnya jabatan wakil presiden? Kenapa kerap diperebutkan?

Indonesia merupakan salah satu negara yang dalam sistem ketatanegaraannya menerapkan trias politica, di mana kekuasaannya terbagi menjadi tiga, salah satunya yaitu eksekutif. Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan wakil presiden. 

Secara umum, presiden adalah sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara untuk menjalankan pemerintahan. Sedangkan, posisi wakil presiden menjadi pembantu presiden. Kendati demikian, wakil presiden dianggap sebagai simbol resmi negara yang kualitas tindakannya sama dengan kualitas tindakan seorang presiden sebagai kepala negara.

Sejarah Wakil Presiden

Merujuk publikasi Kedudukan dan Kekuasaan Konstitusional Wakil Presiden dalam Sistem Presidensial oleh Dian Ayu Firdayanti, jabatan wakil presiden di Indonesia muncul saat pembentukan Undang Undang Dasar (UUD) 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI. Saat itu, para pembentuk UUD 1945 tersebut menawarkan gagasan tentang masalah jumlah wakil presiden yang berjumlah 2 orang, namun yang disepakati hanyalah 1 orang.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, gagasan pembentukan jabatan wakil presiden sudah ada sejak 1780-an. Kala itu, jabatan yang menjalankan tugas seremonial ini digugus kaum intelektual Virginia, Amerika Serikat, terutama James Madison.

Dikutip dari kids.nationalgeographic.com, pada 1787, Madison dikirim untuk mewakili negara bagiannya di Konvensi Konstitusi tahun itu. Di sana, ia dan delegasi lainnya menghabiskan 86 hari untuk menciptakan struktur pemerintahan Amerika Serikat (AS), termasuk kongres, kepresidenan, dan sistem pengadilan.

Madison bersama dua rekannya Alexander Hamilton dan John Jay, menulis serangkaian artikel anonim yang menjelaskan jenis pemerintahan yang mereka usulkan. Pasal-pasal ini kemudian dikenal sebagai Federalist Papers, dan membantu meyakinkan seluruh negara bagian untuk meratifikasi atau menerima konstitusi baru. 

Disebutkan Britannica, Madison juga membantu mengamankan pengesahan Bill of Rights. Ia mendominasi dalam pembentukan 10 amandemen pertama itu untuk menetapkan kebebasan sipil atau hak-hak dasar warga negara, termasuk kebebasan berbicara. Atas ide dalam peristiwa-peristiwa ini, Madison dikenal sebagai “Bapak Konstitusi.”

Dalam pertemuan yang sama, para perumus konstitusi termasuk Madison juga menetapkan jabatan wakil presiden dalam pemerintahan federal yang baru. Dikutip dari senate.gov, jabatan baru tersebut digunakan dalam sistem pemerintahan pertama AS. Awalnya, jabatan wakil presiden digolongkan menjadi lembaga legislatif.

Kala itu, John Adams selaku wakil presiden pertama AS memainkan peran aktif. Ia melobi para senator agar memberikan suara menentang undang-undang yang dianggap tidak relevan. Ia juga memberi kuliah kepada para senator mengenai masalah prosedural dan kebijakan. 

Seiring waktu, langkah John Adams diikuti wakil presiden lainnya seperti John C. Calhoun dari Carolina Selatan.  John C. Calhoun yang menjabat sebagai wakil presiden di bawah John Quincy Adams dan Andrew Jackson mengambil peran aktif dalam urusan Senat. Ia sangat cermat terhadap aturan tertulis Senat dan tidak menyukai penghormatan terhadap kebiasaan dan praktik tidak tertulis.

Beberapa wakil presiden seperti George M. Dallas, Levi P. Morton, dan Garret A. Hobart, turut mengikuti jejak Adams. Mereka mempelajari peraturan dan presiden Senat, yang kemudian memimpin dengan efektif. Bahkan, Henry Wilson yang menjabat sebagai wakil presiden kedua Ulysses S. Grant, menulis tiga jilid sejarah tentang penentangan terhadap perbudakan selama masa jabatannya hingga 1875.

Kendati demikian, jabatan wakil presiden bergeser pada pertengahan abad ke-20. Jabatan yang semula legislatif beralih ke eksekutif. Hal ini dipelopori presiden di era modern yang berupaya menetapkan agenda legislatif, sehingga wakil presiden harus menerima penugasan eksekutif tambahan.

Atas keputusan tersebut, wakil presiden mulai bekerja sebagai lembaga eksekutif. Mereka mewakili pemerintahan presiden di Capitol Hill. Kemudian bertugas di Dewan Keamanan Nasional, mengetuai komisi khusus, bertindak sebagai perwakilan tingkat tinggi pemerintah kepada kepala negara asing, dan mengambil banyak peran lain sesuai arahan presiden. 

Dimulai dengan Lyndon B. Johnson, masing-masing wakil presiden mulai menempati tempat yang luas di lembaga eksekutif. Begitu pula dengan Walter F. Mondale yang memperluas peran wakil presiden sebagai penasihat presiden, dengan membangun tradisi makan siang mingguan bersama presiden.

Alhasil, seiring berjalannya waktu, Wakil presiden menjadi peserta aktif dalam pemerintahan. Seperti memimpin pembukaan Kongres ketika senator terpilih ataupun dilantik, termasuk memutuskan hasil imbang.

Disamping itu, wakil presiden dipilih bersamaan dengan presiden. Para perumus konstitusi tersebut menetapkan pemilihan keduanya tidak melalui Electoral College. Melainkan berdasarkan sistem awal, setiap anggota Electoral College memilih dua orang sebagai presiden. Jika kandidat memperoleh suara elektoral terbanyak, maka otomatis menjadi presiden. Sedangkan, kandidat yang memperoleh jumlah suara tertinggi kedua menjadi wakil presiden.

KHUMAR MAHENDRA | EIBEN HEIZIER
Pilihan editor: Cerita Habib Luthfi Soal Gibran, Ada yang Tanya Kok Wakil Presiden Prabowo Muda

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Kata Pakar UI Soal Dampak Pilpres AS terhadap Indonesia

5 jam lalu

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar
Begini Kata Pakar UI Soal Dampak Pilpres AS terhadap Indonesia

Pakar UI dan CSIS menyoroti dampak Pilpres AS terhadap Indonesia.


2 Hari Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris dan Donald Trump Gencarkan Kampanye

13 jam lalu

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar
2 Hari Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris dan Donald Trump Gencarkan Kampanye

Hasil survei dua hari menjelang pilpres AS terlihat Kamala Harris dan Donald Trump saling bersaing ketat


Bos Mossad Akui Sulit Tukar Sandera dengan Hamas: Kami Tak Punya Wewenang saat Negosiasi!

13 jam lalu

Kepala Mossad Israel, David Barnea. GIL COHEN -MAGEN/Pool REUTERS
Bos Mossad Akui Sulit Tukar Sandera dengan Hamas: Kami Tak Punya Wewenang saat Negosiasi!

Bos Mossad mengatakan perunding Israel tidak diberi wewenang oleh Netanyahu untuk mencapai kesepakatan mengakhiri perang di Gaza


Donald Trump Vs Kamala Harris, CSIS Ungkap Dampaknya Bagi Indonesia

15 jam lalu

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar
Donald Trump Vs Kamala Harris, CSIS Ungkap Dampaknya Bagi Indonesia

Peneliti CSIS mengungkap dampaknya terhadap Indonesia bila Donald Trump atau Kamala Harris yang menang dalam pilpres 2024 di AS.


Peneliti di CSIS Beberkan Keunggulan Kamala Harris Jika Jadi Presiden AS

16 jam lalu

Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat. Foto: Instagram/@kamalaharris
Peneliti di CSIS Beberkan Keunggulan Kamala Harris Jika Jadi Presiden AS

Peneliti di CSIS mengungkap keunggulan Kamala Harris jika menangkan Pilpres AS, termasuk untungnya bagi Indonesia.


WSJ: Balas Serangan Israel, Iran Mungkin Pakai Hulu Ledak lebih Kuat

16 jam lalu

Kepulan asap di atas pinggiran selatan Beirut setelah serangan Israel, terlihat dari Baabda, Lebanon, 22 Oktober 2024. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
WSJ: Balas Serangan Israel, Iran Mungkin Pakai Hulu Ledak lebih Kuat

WSJ melaporkan Iran kemungkinan akan menggunakan hulu ledak yang lebih kuat dalam serangan balasan terhadap Israel dibandingkan serangan sebelumnya


Janji Kamala Harris untuk Pemilih Arab-Muslim: Saya akan Akhiri perang di Gaza Jika Terpilih

16 jam lalu

Calon presiden dari Partai Demokrat sekaligus Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Jennifer Lopez menghadiri kampanye di Las Vegas Utara, Nevada, AS, 31 Oktober 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein
Janji Kamala Harris untuk Pemilih Arab-Muslim: Saya akan Akhiri perang di Gaza Jika Terpilih

Kamala Harris pada Ahad berjanji akan melakukan apa pun untuk mengakhiri serangan Israel di Jalur Gaza, jika terpilih sebagai presiden Amerika Serikat


Fakta-fakta Menarik Soal Korea Utara yang Membantu Rusia Melawan Ukraina

23 jam lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi tentara saat memeriksa unit tank Tentara Rakyat Korea, dalam gambar selebaran yang diperoleh pada 25 Maret 2024. KCNA via REUTERS
Fakta-fakta Menarik Soal Korea Utara yang Membantu Rusia Melawan Ukraina

Korea Utara sudah bersiap membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina. Di balik persiapan ini, terdapat beberapa fakta menarik, apa saja?


2 Hari Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris dan Donald Trump Bersaing Dukungan di 7 Negara Bagian

1 hari lalu

Calon presiden dari Partai Demokrat sekaligus Wakil Presiden AS Kamala Harris memeluk Jennifer Lopez saat menghadiri kampanye di Las Vegas Utara, Nevada, AS, 31 Oktober 2024. REUTERS/David Swanson
2 Hari Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris dan Donald Trump Bersaing Dukungan di 7 Negara Bagian

Kamala Harris dan Donald Trump saling bersaing ketat di tujuh negara bagian di Amerika Serikat dua hari menjelang pilpres AS 2024 berdasarkan survei.


Meriahnya Acara Aktivasi Alun-Alun Utara Keraton Surakarta yang Dihadiri Gibran, Sempat Ditutup Selama Renovasi

1 hari lalu

Kirab kereta kuda menyemarakkan penyambutan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah tamu VVIP dalam acara aktivasi alun-alun Keraton Surakarta, Jawa Tengah, Minggu, 3 November 2024. TEMPO/Septhia Ryanthie
Meriahnya Acara Aktivasi Alun-Alun Utara Keraton Surakarta yang Dihadiri Gibran, Sempat Ditutup Selama Renovasi

Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara aktivasi alun-alun utara Keraton Surakarta yang diselenggarakan Ahad, 3 November 2024