TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia merupakan negara yang kaya sastra, termasuk puisi. Banyak penyair legendaris Indonesia karyanya abadi dan terus memikat hati para pembaca hingga kini. Tidak hanya memiliki pengaruh di bidang bahasa dan sastra, banyak dari mereka yang juga ikut membantu mengubah keadaan bangsa Indonesia ini. Siapa sajakah Mereka?
1. Chairil Anwar
Chairil Anwar lahir pada tanggal 26 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara. Ia adalah anak tunggal dari pasangan Saleha dan Toeloes. Keduanya berasal dari kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Chairil Anwar juga masih memiliki ikatan keluarga dengan Soetan Sjahrir, yang merupakan seorang Perdana Menteri pertama di Indonesia.
Karyanya yang paling terkenal adalah Aku dan Krawang-Bekasi. Ia dikenal sebagai salah satu pelopor sastra angkatan 45 yang memberikan warna baru dalam puisi Indonesia.
2. W.S. Rendra
W.S. Rendra, yang bernama asli Willibrodus Surendra Broto, lahir di Solo pada tanggal 7 November 1935 dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di sekolah Katolik di Solo sembari menjadi dramawan tradisional. Ibunya adalah penari serimpi di Keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra berada di kota kelahirannya.
Ia pertama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut, terutama dalam majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.
3. Taufiq Ismail
Taufiq Ismail lahir pada tahun 1935 dan merupakan salah satu penyair kontemporer terkemuka Indonesia. Ia dibesarkan di Pekalongan di dalam keluarga wartawan dan guru. Akibat dari pengaruh lingkungan, profesi sebagai seorang wartawan dan guru pernah ia lakoni.
Kariernya sebagai seorang penyair berawal dari kegiatannya menulis puisi demonstran. Puisi-puisi tersebut terkumpul di dalam Tirani dan Bentang pada tahun 1966. Ia dikenal sebagai penyair partisipan di dalam aksi demonstran yang terjadi tahun 1966.
Pada tahun 1970, terbitlah kumpulan Puisi-Puisi Sepi. Kemudian disusun kembali pada tahun 1972, dengan Buku Tamu Musium Perjuangan.
4. Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair kontemporer yang lahir pada tahun 1940. Karyanya yang terkenal termasuk Hujan Bulan Juni dan Perahu Kertas. Ia dikenal dengan bahasa yang indah dan pemikiran filosofis dalam puisinya.
5. Ajip Rosidi
Ajip Rosidi adalah seorang penyair dan sastrawan yang lahir pada tahun 1938. Karyanya yang terkenal adalah Racikan Kata dan Perjalanan Sunyi. Ia seringkali mengangkat nilai-nilai budaya dan tradisi dalam karyanya.
6. Remy Sylado
Remy Sylado lahir pada tahun 1945 dan dikenal sebagai seorang penyair, penulis, dan seniman serbabisa. Ia telah menghasilkan karya-karya yang beragam, termasuk puisi, cerita pendek, dan novel. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Bisikan Merah.
7. Amir Hamzah
Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indera Poetera. Ia lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Timur. Amir Hamzah adalah sastrawan Indonesia yang sangat terkenal pada masanya.
Awal mula Amir Hamzah menulis sebuah puisi adalah ketika masih remaja. Meskipun karya-karyanya tidak memiliki tanggal, tetapi awal diperkirakannya tulisannya adalah ketika ia melakukan perjalanan ke Jawa. Tulisan-tulisannya menggambarkan pengaruh dari budaya Melayu aslinya, Islam, Sastra Timur dan Kekristenan. Total karya Amir Hamzah sekitar 50 puisi, 18 prosa, dan karya lainnya.
Pilihan Editor: 60 Tahun Wiji Thukul, Aktivis dan Penyair yang Tak Tentu Rimbanya