INFO NASIONAL - Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Jenderal MPR RI, Siti Fauziah, SE, MM, menyebutkan perlunya perspektif Empat Pilar MPR RI digunakan para arsitek dan insinyur dalam merancang pembangunan. Sebab, pembangunan tidak hanya diartikan sebagai pembangunan fisik tetapi juga non fisik termasuk spiritual dan penanaman nilai-nilai Empat Pilar MPR.
"Bagaimana agar perspektif Empat Pilar MPR ini dipakai untuk pembangunan yang di dalamnya ada peran arsitek dan insinyur," kata Siti Fauziah dalam Sarasehan Kehumasan MPR RI bertema "Entrepreneurship Profesi Arsitek dan Insinyur dalam Mendukung Pembangunan di Gorontalo dan dalam Perspektif Empat Pilar MPR RI" di Hotel Q Gorontalo, Sabtu malam, 21 Oktober 2023.
Baca juga:
Sarasehan Kehumasan MPR RI bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Gorontalo ini dihadiri Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad, Ketua IAI Gorontalo Ar. Yohanes P. Erick, wartawan senior Raden Syarief Abdullah atau Haji Lala, Hana Hasanah. Sarasehan Kehumasan MPR ini secara spesifik diikuti peserta yang berprofesi sebagai arsitek atau insinyur.
Menurut Siti Fauziah, pembangunan nasional memang seringkali diartikan sebagai pembangunan fisik seperti pembangunan infrastruktur, gedung, dan lainnya. Padahal pembangunan juga menyangkut spiritual dan non fisik, termasuk di dalamnya penanaman nilai-nilai Empat Pilar MPR RI.
Siti Fauziah menambahkan Sarasehan Kehumasan MPR RI ini ingin mendengar pandangan-pandangan dari para arsitek dan insinyur di Gorontalo. "Dari sarasehan ini juga diharapkan kita mendapat gambaran peran arsitek dan insinyur dalam pembangunan secara spesifik dilihat dari perspektif Empat Pilar MPR RI," tuturnya.
Siti Fauziah menjelaskan salah satu tugas MPR adalah Sosialisasi Empat Pilar MPR. "Empat Pilar ini ibarat pondasi dalam membangun sebuah gedung. Kita ingin bangsa ini mempunyai pondasi yang kuat. Ada empat pondasi yang kuat di bangsa Indonesia," ujar Ibu Titi, sapaan Siti Fauziah.
Keempat pondasi itu adalah Pancasila, sebagai dasar dan ideologi negara. Kedua, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara sehingga negara kita merupakan satu kesatuan tidak seperti negara federal. Keempat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang mempersatukan beragam suku bangsa, agama, adat istiadat, dalam semboyan, "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua".
"Dalam sarasehan ini nanti Wakil Ketua MPR Bapak Fadel Muhammad akan menjelaskan tentang perspektif Empat Pilar MPR RI dalam pembangunan nasional, khususnya pembangunan di Provinsi Gorontalo. Yaitu bagaimana perspektif Empat Pilar MPR dipakai untuk pembangunan yang didalamnya ada peran para arsitek dan insinyur," ujarnya.
"Kita mengetahui Bapak Fadel Muhammad telah dua periode memimpin Provinsi Gorontalo pada awal-awal berdirinya provinsi ini. Beliau yang memulai pembangunan Provinsi Gorontalo. Saat itu pembangunan Provinsi Gorontalo sangat pesat," sambungnya.
Dalam membangun Provinsi Gorontalo, lanjut Siti Fauziah, Bapak Fadel Muhammad mengembangkan potensi daerah Gorontalo yang kaya sumber daya alam dan memprioritaskan sumber daya manusia (SDM) lokal. Dengan menggali potensi daerah dan memanfaatkan sumber daya manusia setempat, Fadel Muhammad berhasil membangun Provinsi Gorontalo.
Siti Fauziah berharap dengan penjelasan tentang pembangunan dari perspektif Empat Pilar MPR itu, para peserta sarasehan bisa meneruskan pembangunan di Provinsi Gorontalo yang telah dimulai Bapak Fadel Muhammad.(*)