TEMPO.CO, Jakarta - Para pucuk pimpinan partai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) bertemu di kediaman Prabowo Subianto Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat malam, 13 Oktober hari ini. Penjagaan di gerbang masuk dan keluar pun diperketat.
Pantauan Tempo di lokasi, sejumlah elite partai anggota KIM mulai berdatangan sejak pukul 18.30 WIB. Mereka diantaranya adalah Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dan wakilnya Fahri Hamzah, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra dan Sekjennya Afriansyah Noor. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Meski pertemuan itu dikabarkan mulai pukul 19.00, tetapi beberapa elite partai datang terlambat. Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, misalnya, baru tiba pada pukul 19.16 WIB.
Koalisi Indonesia Maju Bertemu Bahas Cawapres dan Tim Pemenangan
Airlangga Hartarto mengatakan mereka akan membahas soal bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang akan mendampingi Prabowo Subianto untuk bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres 2024). Selain soal bacawapres, pertemuan itu juga akan membahas struktur tim pemenangan.
Sejauh ini, sejumlah nama sudah disebut sebagai kandidat cawapres pendamping Prabowo. Mereka adalah Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Airlangga pun tak mau membahas lebih lanjut soal peluang Gibran menjadi pendamping Prabowo. “Tunggu besok," ujarnya saat ditemui di Istana Merdeka, Kamis, 12 Oktober 2023.
Nama Gibran Rakabuming Raka disodorkan oleh PBB untuk menjadi bacawapres pendamping Prabowo. Afriansyah Noor menyatakan partainya mengajukan dua nama. Selain Gibran, mereka juga mengusulkan nama Yusril Ihza Mahendra.
Sementara nama Menteri BUMN Erick Thohir disodorkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN). PAN sebelumnya juga sempat menyodorkan nama Erick ke PDIP untuk menjadi pendamping bakal calon presiden dari Partai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.
Sementara nama Khofifah Indar Parawansa sudah sejak beberapa waktu lalu menjadi rebutan Koalisi Indonesia Maju dan PDIP. Khofifah dianggap sebagai cawapres potensial karena merepresentasikan suara Nahdlatul Ulama dan Jawa Timur yang memiliki jumlah pemilih terbanyak kedua pada Pemilu 2024.