TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri atau Kemlu RI bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Filipina untuk mengevakuasi para WNI di daerah konflik Israel dan Palestina. Kemlu mengambil langkah ini mengingat Filipina memiliki kedutaan besar di Tel Aviv, Israel, sementara Indonesia memilih tak menjalin hubungan diplomatik dengan negara itu.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan pihaknya menjalin kerja sama itu dalam rangka menciptakan jalur kemanusiaan yang aman bagi para WNI. "Ibu Menlu (Retno Marsudi) sudah berkomunikasi langsung dengan Menlu Filipina untuk kerja sama evakuasi," kata Judha kepada Tempo, Kamis, 12 Oktober 2023.
Jalur kemanusiaan, kata Judha, hanya mungkin diwujudkan ketika dua pihak yang berkonflik memberikan jaminan keamanan. Dalam hal ini, kedutaan besar Filipina di Tel Aviv akan membantu pihak Indonesia dalam hal menjalin komunikasi dengan Israel. "Yang perlu dipastikan tadi itu, jalur koridor kemanusiaan untuk proses evakuasi yang aman," kata Judha.
Kerja sama ini bukan pengalaman pertama di antara Indonesia dan Filipina. Judha mengatakan Indonesia pernah beberapa kali membantu proses evakuasi warga negara Filipina di Yaman pada 2015, Afganistan pada 2021, dan Sudan pada 2023. "Di dalam ASEAN, ada kesepakatan saling membantu selama keadaan darurat," kata Judha.
Perang antara Hamas vs Israel yang meletus akhir pekan lalu menyebabkan ribuan orang tewas. Israel menggempur daerah kantong Palestina di Gaza pada Ahad, 8 Oktober 2023. Ratusan orang tewas akibat pembalasan yang dilakukan oleh Israel. Sebelumnya Hamas membunuh 700 orang Israel dan menculik puluhan orang lainnya.
Serangan pejuang Hamas di kota-kota Israel pada Sabtu lalu disebut serangan paling mematikan sejak serangan Mesir dan Suriah dalam perang Yom Kippur 50 tahun lalu. Hal ini dikhawatirkan akan memicu konflik lain antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung sejak lama.
Sebagai balasan, serangan udara Israel menghantam blok perumahan, terowongan, masjid dan rumah pejabat Hamas di Gaza. Lebih dari 400 orang tewas termasuk 20 anak-anak. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk melakukan balas dendam besar-besaran.
Pilihan Editor: Dugaan Aliran Dana Syahrul Yasin Limpo untuk Sumbangan Partai, NasDem Minta Bukti