TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19-25 Oktober mendatang, calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan capres Ganjar Pranowo belum mengumumkan calon wakil presiden mereka dalam Pemilu 2024. Pengamat politik sekaligus pakar hukum tata negara Refly Harun mengatakan kondisi itu karena konflik di Istana belum selesai.
Dia menilai oligarki yang berkuasa ingin hanya ada satu pasangan, yaitu duet Prabowo dan Ganjar. “Untuk berhadapan dengan non-istana, Anies Baswedan,” kata Refly saat dihubungi, Rabu, 11 Oktober hari ini.
Menurutnya, niat menduetkan Prabowo-Ganjar masih terkendala dengan panasnya hubungan tokoh sentral, yaitu Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Refly mengibaratkan sejoli itu berebut anak asuh sebagai capres.
Pasangan Prabowo-Ganjar dinilai sebagai kepentingan Jokowi. Sedangkan Ganjar-Prabowo, Refly menilai itu kepentingan Megawati. “Istana belum selesai dengan pertengkarannya sendiri,” kata Refly. Panasnya hubungan Jokowi dan Megawati itu, menurut Refly, menunjukkan tidak adanya kekompakan.
Bila terjadi tiga poros, Refly melihat pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin dipastikan lolos ke putaran kedua berhadapan dengan salah satu pasangan Prabowo atau Ganjar di Pemilu 2024. Pertarungan itu, kata Refly, akan terjadi antara kubu Istana yang direpresentasikan oleh Prabowo atau Ganjar melawan kubu non-Istana yang direpresentasikan Anies Baswedan.
Empat Bacawapres Prabowo Subianto
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyebut ada empat bakal calon wakil presiden yang menguat di Koalisi Indonesia Maju untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024. “Kami mendengar cawapres Bapak Prabowo Subianto menguat pada empat nama,” kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 9 Oktober 2023.
Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Prabowo Subianto, kata politikus partai Demokrat itu, akan meminta sekaligus mendengarkan pandangan dari pimpinan tiap partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju untuk memutuskan cawapres yang akan dipilih. Partai Demokrat, kata dia, akan memberikan masukan dan pertimbangan.
“Tapi tentu aja, bagi Partai Demokrat, Bapak Prabowo-lah yang akan memutuskan siapa cawapresnya nanti,” kata dia.
Bacawapres Ganjar Pranowo
Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP Muhammad Mardiono, mengatakan koalisi pendukung Ganjar Pranowo sedang intensif membahas nama bakal calon wakil presiden. Namun, pembahasan ini tak diadakan dalam forum terbuka.“Kecuali dalam forum ketua umum partai,” kata Madiono saat dihubungi Tempo, Ahad, 8 Oktober 2023.
Selain membahas bakal cawapres, kata Mardiono, partai koalisi juga membahas visi, misi, program, dan tim pemenangan nasional Ganjar Pranowo. Menurut Mardiono, dalam waktu dekat akan diumumkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Ya nanti dalam waktu dekat,” kata dia. Ketika ditanya waktu dan tanggal pasti, Mardiono belum bisa memastikan, tetapi pada pertemuan rutin koalisi pada Rabu, 11 Oktober 2023 akan dibahas.
Sebelumnya, beberapa nama yang sempat diisukan untuk menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md., Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus politikus PPP, Sandiaga Uno.
Pilihan Editor: Uji Materi Batas Usia Cawapres Disebut untuk Gibran, PSI Klaim Hak Konstitusional Anak Muda