INFO NASIONAL – Lestari Moerdijat bergembira melihat data kunjungan wisatawan ke Indonesia yang diterbitkan Badan Pusat Statistik. “Geliat pertumbuhan jumlah wisman (wisatawan mancanegara) tahun ini cukup mengembirakan. Saya berharap sejumlah upaya kreatif untuk menciptakan daya tarik wisata di setiap daerah terus ditingkatkan,” kata Wakil Ketua MPR itu dalam rilisnya, Kamis, 5 Oktober 2023.
Lestari atau acap disapa Rerie, menukil data yang dijabarkan BPS. Tercatat kunjungan wisman hingga Agustus mencapai 7,44 juta. Terjadi peningkatan dibanding tahun lalu 5,9 juta kunjungan. Adapun kunjungan wisman terbanyak berasal dari Malaysia (16,2 persen), diikuti Australia (12,2 persen) dan Singapura (11,9 persen).
Menyikapi minat wisman dari negara tetangga itu, Rerie berpendapat, promosi kawasan-kawasan wisata harus dilakukan secara konsisten untuk meningkatkan jumlah wisatawan.
General Manager Hotel Santika Premier Hayam Wuruk Hendra Gunawan mengungkapkan, para wisman biasanya singgah dulu ke Jakarta. “Karena Ibu Kota bisa disebut sebagi kota transit. Tourist akan nginap dulu di sini (Jakarta) lalu keliling, misalnya ke Monas, Kota Tua, dan setelah itu barulah melanjutkan wisatanya ke daerah lain seperti Jawa Tengah, Bali, Lombok, dan lainnya,” jelas Hendra melalui sambungan telepon dengan Tempo, Jumat, 6 Oktober 2023.
Hendra pun mengkonfirmasi hasil data BPS terkait peningkatan kunjungan wisman. Menurutnya, setelah pandemi mereda, tingkat hunian atau occupancy room di Santika kembali naik dalam kisaran 60 persen. Karena itu, grup Santika Hotels and Resorts yang memiliki jaringan 114 hotel di Indonesia menargetkan kunjungan mencapai 70 persen hingga akhir 2023.
Menjadi bagian dari industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), Santika pun mendukung pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menggeliatkan kembali detak pariwisata. “Misalnya untuk Santika Premier Hayam Wuruk, kami selalu mempromosikan tempat wisata terdekat kepada para tamu, seperti Kota Tua, Ancol, dan lainnya. Karena kami menyadari, tamu yang menginap tentunya juga membutuhkan hiburan dan wisata,” tutur Hendra.
Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang gencar mendorong pariwisata MICE. Andhika Permata selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta menyatakan, pihaknya serius menggarap industri MICE karena Jakarta menjadi salah satu destinasi penting.
Salah satu caranya dengan mengajak pelaku industri MICE atau co-exhibitor datang ke sejumlah ajang internasional, seperti pameran dan tradeshow Incentive Travel and Conventions Meetings (IT&CM Asia 2023) di Bangkok Convention Center, Thailand, 26-28 September 2023 silam.
“Potensi geografis dan aksesibilitas Jakarta sebagai salah satu pusat bisnis terkemuka di Asia Tenggara, memiliki letak yang strategis di tengah-tengah wilayah Asia Tenggara. (Dengan demikian) menjadikannya sebagai tujuan yang mudah diakses melalui jalur udara, darat, dan laut, sehingga menjadi keunggulan kompetitif dalam menarik penyelenggaraan acara MICE,” ungkap Andhika dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 2 Oktober 2023.
Beberapa infrastruktur MICE yang dimiliki Jakarta antara lain Jakarta Convention Center (JCC), Ancol International Convention Center (AICC), serta Jakarta International Expo (JIExpo). Tiga lokasi tersebut kerap digelar pameran maupun acara-acara berskala internasional. Ditambah dukungan ratusan hotel yang memiliki fasilitas MICE berskala internasional. Mulai dari Shangri-La, Sultan Hotel, Ritz Carlton, Fairmont Hotels, Santika Hotels and Resorts, Kempinski, dan masih banyak lagi.
Salah satu contoh ajang internasional terbesar yang belum lama digelar yaitu Konferensi Tingkat Tinggi ke-43 Association of South East Asian Nations (ASEAN) pada 5-7 September 2023 lalu di JCC. Bulan sebelumnya, pada Agustus, juga digelar Sidang Komite Eksekutif ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Fairmont Hotels.
Sementara itu, menurut data Disparekraf DKI, event internasional yang akan dihelat berikutnya adalah Jakarta Film Week 2023. Kegiatan yang menampilkan sekaligus memilih karya terbaik para sineas internasional ini diselenggarakan pertama kali pada 2021, untuk mendorong kebangkitan industri kreatif setelah dihantam pandemi Covid-19.
Selain itu, Gelora Bung Karno Jakarta pada November 2023 mendatang juga bersiap jadi lokasi konser yang paling dinanti sejak tahun lalu, yaitu penampilan band besar dunia, Coldplay.
Dengan kembali bangkit berbagai kegiatan berskala nasional maupun internasional di Jakarta, tak heran BPS memaparkan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisman di Jakarta pada 2023 sebesar 174,39 persen dibanding tahun sebelumnya. Total kunjungan wisman pada 2022 sebesar 938.991 orang, dengan sektor MICE menjadi salah satu faktor penarik wisatawan.
“Ini mencerminkan pemulihan sektor pariwisata setelah masa pandemi dan menciptakan peluang bagi pengembangan MICE sebagai daya tarik bagi wisatawan internasional,” beber Andhika.
BPS juga mencatat, tingkat penghunian kamar hotel bintang pada Mei 2023 bertambah 8,23 poin dibanding bulan sebelumnya. Menurut Andhika, tingkat penghunian yang tinggi menciptakan peluang bagi industri MICE untuk mengorganisir pertemuan, konferensi, dan pameran di hotel-hotel. “Ini juga menunjukkan adanya basis infrastruktur memadai untuk mendukung acara MICE di Jakarta,” katanya mengimbuhkan.
Potensi Industri MICE di Jakarta
Andhika menjabarkan sejumlah sektor yang potensial untuk pengembangan MICE di Jakarta. Pertama, bisnis dan keuangan Jakarta memiliki potensi besar untuk acara MICE yang berfokus pada pertemuan bisnis, konferensi keuangan, serta pameran industri terkait.
Kemudian, teknologi dan inovasi. Jakarta memiliki perkembangan teknologi yang pesat dan menjadi pusat inovasi di Indonesia. Acara MICE yang berfokus pada teknologi, start-up, serta industri digital dapat menjadi sektor potensial untuk pengembangan MICE di Jakarta.
“Tiga, Jakarta memiliki fasilitas kesehatan dan layanan medis yang berkualitas. Acara MICE di sektor kesehatan dan medis, seperti konferensi medis, pameran alat kesehatan, dan pertemuan ahli medis, dapat menjadi fokus pengembangan MICE di Jakarta,” tutur Andhika.
Empat, acara MICE yang berkaitan dengan energi terbarukan, konservasi lingkungan, dan teknologi ramah lingkungan dapat menjadi sektor potensial untuk pengembangan MICE di Jakarta. Terakhir, acara MICE terkait industri kreatif. Misalnya ajang seni, fesyen, serta desain.
Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), pada 2023 terdapat 178 jumlah pameran yang akan diselenggarakan di Indonesia, dengan rincian 120 pameran internasional dan 58 pameran nasional. Dari keseluruhan pameran tersebut, sebanyak 129 pameran akan dilaksanakan di Jakarta dan 49 pameran di luar Jakarta. Estimasi omset transaksi dari seluruh pameran yang akan diselenggarakan tersebut mencapai lebih dari Rp 150 triliun.
Pemprov DKI, lanjut Andhika, telah menyusun regulasi terkait Standar Operating Procedur (SOP) dalam pengajuan perizinan yang terkait dengan penyelenggaraan acara MICE, seperti izin keramaian, izin usaha, dan perizinan khusus lainnya.
Langkah Pemprov DKI ini semakin didukung oleh kebijakan pemerintah pusat, setelah Kemenparekraf meluncurkan sistem uji coba perizinan penyelenggaraan event di Indonesia pada 11 September lalu.
Selain perizinan, Pemprov DKI melalui Disparekraf juga aktif mempromosikan berbagai acara untuk memperluas jangkauan pasar MICE di Jakarta. Di media sosial, Disparekraf DKI memanfaatkan akun Instagram Disparekraf dan TikTok Jakarta Tourism.
Kemudian didukung juga kampanye branding untuk mempromosikan Jakarta sebagai tujuan MICE yang menarik. Kampanye branding ini dapat mencakup penggunaan slogan yang menarik, ikon atau logo yang mencerminkan identitas kota, dan komunikasi yang konsisten melalui berbagai saluran pemasaran.
Selanjutnya dengan mengikuti pula pameran MICE internasional dan acara promosi di luar negeri, seperti IT&CM Asia 2023 di Bangkok pada akhir September lalu. Juga membangun kerja sama dengan asosiasi MICE, baik tingkat nasional maupun regional, untuk memanfaatkan jaringan mereka dalam mempromosikan Jakarta sebagai tujuan MICE.
“Sejauh ini, Disparekraf telah melakukan kerja sama dengan asosiasi Asperapi dan Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) atau Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (AKKINDO),” ucap Andhika.
Ia menambahkan, pihaknya juga terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui UP P4EKRAF (Unit Pengelola Pusat Pelatihan Profesi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) yang bertugas menyusun berbagai pelatihan profesi kepariwisataan, termasuk MICE.
Sedangkan bidang Industri Pariwisata di Disparekraf bertugas memonitor dan mengevaluasi setiap program serta acara yang telah, sedang, maupun akan berlangsung. Mekanisme monitoring dan evaluasi yang terkait dengan keberhasilan penyelenggaraan acara MICE di Jakarta termasuk pengukuran dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dihasilkan oleh industri MICE.
“Evaluasi yang baik juga akan membantu dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan acara MICE pada masa depan,” tutup Andhika. (*)
