TEMPO.CO, Batam - Masyarakat lokal Pulau Rempang terus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Kali ini dukungan itu datang dari Ketua Majelis Syuro DPP Partai Ummat, Amien Rais.
Amien Rais datang bersama Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi ke Pulau Rempang, Kamis siang, 5 Oktober 2023. Mereka datang langsung ke Kampung Kelurahan Sembulang, Pulau Rempang, dan beberapa kampung lainnya. Kampung Sembulang menjadi lokasi terdampak pertama dalam proyek strategis nasional.
Amien Rais berkumpul bersama masyarakat yang mayoritas masih menolak relokasi. Ia menyampaikan kondisi bangsa Indonesia saat ini dan memberikan semangat kepada masyarakat Pulau Rempang.
Menurut Amien Rais, sistem demokrasi di Indonesia saat ini sudah diacak-acak oleh sebagain kelompok. Sehingga, ia menyimpulkan, demokrasi di Indonesia sudah pingsan sejak lama, tetapi masih bisa diperbaiki.
Ia juga menilai, kedaulatan saat ini sudah tinggal namanya saja, karena penguasaan ekonomi sudah diambil alih hampir sempurna oleh oligarki. "Sejumlah manusia yang kehidupan dalam sehari, selama 24 jam, bagaimana mengeruk kekayaan alam kita untuk kehidupan mereka sendiri, perut mereka sendiri. menerjang aturan hukum, moral. Mereka seolah-olah bisa membeli aparat," kata dia.
Kondisi itu yang melatari Amien Rais dan rombongannya datang ke Pulau Rempang. "Kalau kita biarkan, akan ada ratusan Rempang di Indonesia bernasib seperti ini," kata dia.
Sebelum Indonesia merdeka, kata Amien Rais, warga Pulau Rempang lebih dulu ada mendiami kampung mereka saat ini. Harusnya pemerintah memperhatikan keberadaan mereka, bukan selalu memikirkan investasi. "Pemerintah dalam hal ini negara belum selesai rasanya berterima kasih kepada mereka, ini malah membuat yang melukai," kata dia.
"Perjuangan menegakkan keadilan memang tidak mudah, kami yakin Allah bersama kita," kata dia.
Warga Pulau Rempang mengaku semakin kuat untuk mempertahankan tanah wilayah mereka, setelah semakin banyak dukungannya yang berdatangan. "Kalau semua mendukung kami, tentu kami harus lebih kuat lagi berjuang," kata dia.
Kondisi Rempang Terkini
Pasca-bentrok dan unjuk rasa yang ricuh pada September lalu, Pulau Rempang saat ini sudah berangsur kondusif. Warga mulai beraktivitas seperti biasanya, meskipun mereka belum 100 persen tenang. "Sekarang tenangnya baru 50 persen, kalau kampung kami batal diambil tenangnya baru 100 persen," kata Amir salah seorang warga.
Sedangkan dari pihak pemerintah BP Batam terus merilis perkembangan semakin banyaknya warga yang sudah pindah ke rumah hunian sementara. Data BP Batam per hari ini (5/10/2023) menyebutkan sudah 20 keluarga yang pindah ke rumah sementara, sedangkan 341 keluarga sudah mendaftar untuk relokasi.
Total warga yang terdampak diperkirakan mencapai 900 keluarga. Artinya mayoritas warga masih menolak relokasi.
Pilihan Editor: Bahlil Klaim Tak Ada Masalah di Pulau Rempang Walau Penolakan Terus Meluas