TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membenarkan akan gencar melaksanakan sekolah lapang gempa bumi dan tsunami (SLG) di wilayah yang berpotensi rawan bencana. Hal ini lantaran ancaman gempa dan tsunami efek megathrust di selatan pulau Jawa.
“Benar,” jawab singkat Dwikorita saat dihubungi Tempo, Senin, 2 Oktober hari ini.
Dalam rilis yang diterima Tempo, BMKG akan terus menggencarkan pelaksanaan sekolah lapang gempabumi dan tsunami (SLG) di seluruh penjuru Indonesia. Literasi kebencanaan masyarakat, kata BMKG, dinilai terus ditingkatkan secara berkelanjutan guna meminimalisasi risiko gempabumi dan tsunami yang mengintai banyak wilayah pesisir Indonesia.
"SLG ini menjadi strategi kami untuk mewujudkan zero victim di wilayah-wilayah yang rawan gempa dan tsunami, dengan menekan potensi resiko pada tingkat minimal,” kata Dwikorita Karnawati saat gelaran SLG di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu, 30 September 2023.
Selain itu, Dwikorita mengatakan kegiatan ini harus diperkuat karena era disrupsi berpotensi banyak beredar berita bohong yang menimbulkan keresahan dan kepanikan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, dia berharap ada kerja sama untuk membangun literasi kebencanaan secara pentaheliks dengan melibatkan pemerintah, pakar, akademisi, masyarakat, dan media massa.
“Kolaborasi yang kuat akan mempercepat langkah penyebaran pengetahuan tentang bencana, sehingga masyarakat semakin kuat dalam mendukung kebijakan dan strategi penanggulangan bencana,” kata dia.
Ketika ditanya sekolah lapang gempa bumi dan tsunami dilakukan di daerah mana saja, Dwikorita tidak memberikan respons.
Minta Pemda Pesisir Selatan Jawa tingkatkan kesiagaan
Dwikorita meminta pemerintah daerah di sepanjang selatan Jawa untuk terus meningkatkan kesiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Dia menyarankan untuk menyediakan dan menambahkan perbaikan jalur evakuasi untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Kabupaten Kebumen, kata Dwikorita, merupakan salah satu zona potensi gempa dan tsunami di Indonesia lantaran posisinya yang berhadapan langsung dengan zona megathrust selatan Jawa yang memiliki potensi magnitude maksimum M 8,7. Sumber gempa megathrust ini berada di zona subduksi yang merupakan tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasi di dasar laut Samudra Hindia selatan Kebumen.
Pemodelan Penjalaran Gelombang Tsunami akibat gempa dengan skenario tersebut, kata Dwikorita, diperkirakan mencapai 14 - 18 meter di Kabupaten Kebumen, dengan waktu tiba di pesisir pantai sekitar 38 - 46 menit. Dampak guncangan akibat gempa tersebut diperkirakan mencapai VII-VIII MMI.
“Berarti merupakan guncangan yang kuat hingga sangat kuat dan dapat mengakibatkan kerusakan sedang hingga berat,” kata dia.
Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) diadakan oleh Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, selama dua hari mulai 30 September – 1 Oktober 2023. Kegiatan itu diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari berbagai kalangan seperti TNI, Polri, BASARNAS, SATPOL PP, PMI, perwakilan SKPD, Kecamatan, Kelurahan/Desa, relawan dan masyarakat umum.
Pilihan Editor: Gempa Darat Bermagnitudo 5,1 di Sukabumi Hingga Banten dan Bandung