TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Ilmu Politik dan International Studies, Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan masuknya Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bisa menjadi ancaman bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pasalnya, Kaesang dinilai akan membuka peluang besar bagi PSI untuk melakukan penetrasi lebih jauh ke segmen pemilih loyal Jokowi.
"Baik Jawa maupun luar Jawa, khususnya di Sumatera Utara di barat Indonesia dan juga wilayah Indonesia Timur," katanya dalam rilis tertulis, Selasa, 26 September 2023.
Apalagi kata Umam, usai Kaesang menjadi bagian dari PSI, ia berjanji membawa partai itu lolos dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen. Sehingga dari itu kata Umam, besar kemungkinan mendorong operasi politik yang masif.
"Didukung oleh kekuasaan, karena hal ini menyangkut karir dan kredibilitas politik putra sang penguasa," ucapnya.
Di lain sisi kata Umam, masuknya Kaesang di PSI menjadi angin segar bagi PSI yang akan semakin dinamis dan kompetitif.
Kaesang ke PSI, Jadi Peringatan Dini bagi PDIP
Umam mengatakan manuver Kaesang yang memilih berlabuh ke PSI bisa diartikan sebagai peringatan politik dini (early political warning) bagi mesin politik PDIP. Pasalnya kata Umum, PSI berpotensi menggerus suara PDIP.
Umam mengatakan PDIP berpotensi kehilangan efek ekor jas (coat tail effect) Jokowi seperti pada Pemilu 2014 dan 2019. Pasalnya, menurut dia, Kaesang menyerukan dan mengajak seluruh jaringan relawan Jokowi untuk berjuang bersama di PSI.
"Hal itu juga dikonfirmasi oleh masifnya sejumlah baliho dan street media lainnya yang menegaskan pesan kedekatan Projo dan relawan Jokowi lainnya dengan PSI," ujarnya.
Makanya kata Umam tak lain artinya juga potensi naiknya elektabilitas PSI berpeluang menciptakan "kanibalisme elektoral" pada basis pemilih PDIP.
"Sebab keduanya memiliki basis pemilih bercorak nasionalis yang relatif serupa," kata dia.
Tak hanya itu, Umam menilai penetapan Kaesang sebagai Ketua Umum PSI akan berdampak terhadap Pilpres 2024. Apalagi, kata Umam, jika PSI sudah mendeklarasikan akan mendukung calon presiden mana.
"Per hari ini, PSI tampaknya lebih dekat dengan mesin politik pencapresan Prabowo, setelah beberapa kali dukungannya terhadap Ganjar seolah dinegasikan dan tidak dianggap oleh PDIP," ucapnya.
Selanjutnya, Jokowi bermain di dua kaki