Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gandrung, Dari Kampungan Jadi Kebanggaan

image-gnews
1.200 penari memeriahkan pagelaran kolosal Gandrung Sewu 2023, mengusung tema “Omprog, Seni Menuju Keagungan”, di Pantai Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 16 September 2023. 
(/Tempo/Lourentius EP)
1.200 penari memeriahkan pagelaran kolosal Gandrung Sewu 2023, mengusung tema “Omprog, Seni Menuju Keagungan”, di Pantai Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 16 September 2023. (/Tempo/Lourentius EP)
Iklan

INFO NASIONAL – Pertunjukan kolosal 1.200 penari dan 150 talenta pendukung pada Festival Gandrung Sewu 2023 sukses membuat decak kagum puluhan ribu wisatawan di Pantai Boom berlatar Selat Bali, Sabtu, 16 September 2023.

Setiap tahun, sejak 2012, Tari Gandrung semakin dikenal masyarakat Indonesia bahkan hingga mancanegara. Sementara di Kabupaten Banyuwangi semakin banyak anak muda yang kembali belajar tarian ini semenjak Azwar Anas, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, yang sebelumnya menjabat Bupati Banyuwangi, mewajibkan Tari Gandrung jadi ekstrakulikuler wajib di sekolah SD hingga SMA/SMK.

Wimbi Serli Okila, tokoh sentral dalam gelaran Gandrung Sewu 2023, mulai menari sejak kelas 4 SD dan setiap tahun terpilih jadi salah satu penampil di pagelaran kolosal ini, hingga sekarang sudah kuliah dan menjadi pelatih Tari Gandrung.

Contoh lainnya Aura Syeira. Serupa Wimbi, juga kerap tampil ketika Festival Gandrung Sewu digelar. Ia juga mulai menari saat kelas 5 SD di 2016. Sementara pada Gandrung Sewu 2023 muncul lagi bibit baru, Raya Monika Budi, siswa kelas 3 SD Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi. Ia bahkan mulai belajar menari sejak PAUD dan telah tampil di pergelaran ini dua kali sejak 2022.

Kisah tiga perempuan muda di atas cukup menggambarkan misi Azwar Anas agar anak muda Banyuwangi tetap mencintai budaya lokal telah menunjukkan hasil. Namun, pada sisi lainnya, Azwar Anas secara tidak langsung juga berhasil mengubah stigma masyarakat, bahwa tarian kampung ini akhirnya naik status menjadi tarian yang agung.

“Tari Gandrung pada hakikatnya mirip Tayub atau Jaipongan, yakni tarian yang dipertontonkan untuk hiburan,” ujar Ketua Paguyuban Pelatih Tari Gandrung, Suko Prayitno kepada Tempo, Ahad, 17 September 2023.

Jika Tari Gandrung diposisikan sebagai tarian hiburan, Suko melanjutkan, maka Tari Seblang pada masyarakat Banyuwangi—penduduk asli yang disebut Suku Osing—merupakan tarian sakral. Sebagaimana kepercayaan masyarakat Jawa di masa lampau, Tari Seblang berkaitan dengan pemujaan pada Dewi Sri yang memberi kesuburuan kepada hasil panen, misalnya.

Para antropolog dan ahli budaya berpendapat Tari Gandrung adalah perkembangan dari Tari Seblang. Perbedaannya, Tari Seblang dikhususkan untuk ritual sedangkan Tari Gandrung sebagai hiburan semata.

Tari Gandrung dipercaya telah hadir pada masa kerajaan. Hal ini terlihat pada tulisan Johannes Scholte dalam “Gandroeng Van Banyuwangi 1926”. Dalam buku tersebut, Scholte menyebutkan, “Asalnya lelaki jejaka itu keliling ke desa-desa bersama pemain kendang dan terbang. Sebagai penghargaan mereka diberi hadiah beras yang mereka membawanya di dalam sebuah kantong.”

Tari Gandrung di masa tersebut diperankan oleh penari lelaki yang berdandan seperti perempuan, disebut juga sebagai Gandrung Lanang. Salah satu penari yang masyhur yaitu Marsan, yang disebut sangat piawai memerankan sebagai perempuan.

Ketika Marsan mengakhiri kariernya sebagai penari pada 1895, periode Gandrung Lanang pun berakhir. Sebagian kalangan menyebut pengaruh Islam yang memandang lelaki berdandan sebagai perempuan merupakan hal tabu, menjadi penyebab hilangnya Gandrung Lanang.

Namun tak ada sumber tertulis menegaskan opini tersebut. Scholte hanya menuliskan bahwa Sami, anaknya Mak Midah tampil sebagai penari gandrung perempuan pertama, meneruskan kiprah Marsan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah era penari gandrung perempuan berlanjut ke masa setelah kemerdekaan, kesenian gandrung profesional dipandang sebelah mata. Gandrung hanya tumbuh di kalangan masyarakat marjinal yang lekat dengan isu-isu negatif seperti mabuk dan perselingkuhan.

Nurhadi, keturunan suku Osing bercerita kepada Tempo bahwa masyarakat di kampung-kampung terbiasa menyewa kelompok penari gandrung saat hajatan, seperti pernikahan dan khitanan.

“Para penari akan menari semalaman. Mabuk minum Khuntul (merek minuman keras lokal) sudah biasa. Ada nyawer juga seperti dangdutan. Bahkan kalau ada yang naksir penarinya maka bisa terus dibawa,” ucapnya.

Upaya mengembalikan Tari Gandrung kembali memiliki martabat luhur dimulai pada 1970. Dalam publikasi berjudul “Kebudayaan Using Konstruksi Identitas dan Pengembangannya” hasil Pusat Penelitian Budaya Etnik Lembaga Penelitian Universitas Jember, disebutkan bahwa Bupati Djoko Supaat Slamet menerbitkan surat keputusan SK nomor um/1698/50 yang mengatur bahwa semua bentuk dan organisasi kesenian daerah di Banyuwangi harus mendaftar di kepala seksi kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Banyuwangi.

Tujuan SK tersebut sebenarnya untuk memantau perkembangan kesenian daerah sekaligus sebagai kontrol politik agar kesenian tidak digunakan sebagai alat propaganda melawan kekuasaan Orde Baru. Pasalnya, Tari Gandrung sempat menjadi alat perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Tujuan lainnya sebagai pelaksana amanat Presiden Soeharto yang bekunjung melihat peragaan kesenian ini di Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar. Saat itu Soeharto menganjurkan agar Joko melestarikan dan mengembangkan kesenian sebagai potensi daerah.

Implementasinya, Joko membentuk tim khusus yang bertugas memburu pengamen gandrung yang melakukan hal-hal negatif. Kelompok yang tertangkap dibawa ke kantor pemda untuk didaftar dan mendapat pembinaan.

“Ia juga melarang minuman keras saat pentas Gandrung Terop. Aparat TNI atau Polri akan langsung memasukkan pelaku ke dalam sel,” kata pencipta Tari Jejer Gandrung Sumitro Hadi dalam buku “Gandrung Sewu Mercu Suar Budaya” yang ditulis Eko Budi Setianto, 2022.

Setelah melewati masa-masa kelam tersebut, akhirnya Tari Gandrung kembali tampil berkilau di masa kepemimpinan Bupati Azwar Anas. Tahun 2012 menjadi tonggak kembalinya Tari Gandrung sebagai warisan luhur yang agung.

Anas menampilkan Tari Gandrung dalam kemasan baru. Menjadikannya sebagai alat untuk melawan gempuran budaya asing, kemudian menghimpun ribuan anak muda untuk menampilkan pertunjukan kolosal yang spektakuler.

Anas pun menjadikan Festival Gandrung sebagai perhelatan rutin setiap tahun, sehingga visinya untuk mengungkit pariwisata kian mudah tercapai. “Dulu gandrung paling di desa dan kampung. Begitu di-packaging, mereka (anak muda) berebut berparitispasi. Anak itu akan bangga, ternyata menari di kampung bisa dikenal luas,” ujarnya. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

13 jam lalu

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kepatuhan dan peran aktif mitra Ditjen PKRL dalam penyelenggaraan KKPRL sekaligus sebagai wujud nyata dukungan terhadap keberlanjutan pemanfaatan ruang laut.


Safari Silaturahmi, Golkar Banten Bertemu Empat Parpol

13 jam lalu

Safari Silaturahmi, Golkar Banten Bertemu Empat Parpol

Golkar Banten diperintahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) agar melakukan silaturahmi dengan seluruh parpol di Banten.


NMC Deklarasikan Dukungan untuk Nikson Cagub Gubsu

14 jam lalu

NMC Deklarasikan Dukungan untuk Nikson Cagub Gubsu

Nikson Nababan merupakan simbol perubahan. Selain itu, sebagai perwujudan dari konsep pluralisme Sumatera Utara. Dia juga dipandang sebagai pemimpin yang berasal dari kalangan rakyat dan mengalami proses dari bawah.


Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

1 hari lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.


Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

1 hari lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.


Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

1 hari lalu

(kiri ke kanan) Direktur Network & IT Solution Herlan Wijanarko, Direktur Wholesale & International Service Bogi Witjaksono, Direktur Strategic Portfolio Budi Setyawan Wijaya, Direktur Digital Busines Muhamad Fajrin Rasyid, Direktur Utama Ririek Adriansyah, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Heri Supriadi, Direktur Human Capital Management Afriwandi, Direktur Group Business Development Honesti Basyir, dan Direktur Enterprise & Business Service FM Venusiana R dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2023 di Jakarta pada Jumat (3/5).
Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

Dividen sebesar Rp 178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan pada 17 Mei 2024.


Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

1 hari lalu

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.


Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

1 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.


Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

1 hari lalu

Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

Paritrana Award merupakan apresiasi untuk mendorong terwujudnya universal coverage perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.


Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

1 hari lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.