INFO NASIONAL – Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri mengajak para investor untuk berinvestasi di sektor pertanian dan pariwisata di Kapubaten Sukabumi. Diketahui, salah satu misi Kabupaten Sukabumi adalah meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan.
“Perekonomian atau agrobisnis dan Pariwisata berkelanjutan merupakan misi kedua kami. Ketika Saya dan Bupati Marwan Hamami ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati, kami langsung kerja keras untuk meningkatkan peran agrobisnis,” kata Wabup Iyos, ketika ditemui dalam rangka Hari Jadi Kota Sukabumi (HJKS) ke-153 di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, belum lama ini.
Salah satu caranya, lanjut dia, yaitu dengan membuat Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Agro. “Wilayah Sukabumi merupakan areal pertanian, perkebunan jadi Permda Agro hadir untuk menjadi penyeimbang,” kata dia. Hal itu disebabkan, sebelumnya banyak tengkulak yang menguasai pertanian menyebabkan harga petani menjadi tertekan. “Ketika Perumda hadir, ada offtaker sehingga ada pemotongan mata rantai ekonomi.”
Hadirnya Perumda dikatakan Iyos untuk meringankan beban-beban para petani, membantu mempromosikan atau menjual produk pertanian. Kemudian memfasilitasi ketika melakukan olah pertanian. “Hadirnya Perumda Argo, ini kebanggaan kita, dalam rangka menopang misi yang kedua agrobisnis dan pariwisata berkelanjutan.”
Namun, Wabup Iyos mengakui, masih ada pekerjaan rumah yang harus dikembangkan ke depan dari sektor pertanian. Meskipun Kabupaten Sukabumi memproduksi beras, namun kualitasnya belum maksimal. Hal itu lantaran wilayahnya belum memiliki pabrik pengolahan.
“Kita belum bisa memproduksi beras asli Sukabumi yang bisa menyaingi Cianjur, Karawang. Kita belum punya pabrik pengolahan. Pengusaha belum ada yang masuk ke sini terkait dengan pengolahan berasnya. Kita sudah buat beras Sukabumi, namun kualitasnya masih kurang,” tuturnya.
Selain produksi beras, Kabupaten Sukabumi juga membudidaya jagung. “Pertanian kami menunjang pangan untuk Kota Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Sementara sektor peternakan seperti ayam dan telur disalurkan ke Bogor dan Jakarta.”
Dia pun mengajak para investor untuk tidak ragu berinvestasi di sektor pertanian. Apalagi tanah di Kabupaten Sukabumi sangat cocok untuk digunakan pertanian dan perkebunan. “Bahkan budidaya bunga pun cocok di wilayah kami.”
Investasi lain yang ditawarkan Wabup Iyos yaitu terkait pariwisata. Kabupaten Sukabumi memiliki Ciletuh Geopark yang merupakan warisan dunia yang sudah diakui UNESCO. Tahun ini Ciletuh berhasil direvalidasi dan dinyatakan dapat melanjutkan statusnya sebagai UNESCO Global Geopark. Selain geopark, slogan Gurilapss begitu melekat di Kabupaten Sukabumi.
Gurilapss yaitu gunung, rimba, laut, Pantai, Sungai, seni dan budaya dimana semua itu mencerminkan Kabupaten Sukabumi. Melalui kekayaan alam yang tercermin dalam Gurilapss, banyak kegiatan sport tourism yang diselenggarakan di wilayah ini.
Peselancar Pro, Dede Suryana beraksi di Pantai Cimaja, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, Kamis (30/5). Pantai Cimaja kini menjadi salah satu tujuan para peselancar dunia. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Misalnya saja pagelaran Cimaja Surfing Festival (Cimaja Surfival) berhasil diselenggarakan pada Agustus lalu dengan menghadirkan 5 negara yaitu Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Italia, dan Australia. Sementara pada akhir September ini, Sungai Citarik dipilih untuk lomba babak penyisihan PON XXI Aceh-Sumut 2024, bagi atlet-atlet arung Jeram (rafting) dari kontingen Jawa Barat. Diketahui, selain surfing dan rafting Kabupaten Sukabumi memiliki potensi untuk menghelat pagelaran sport tourism untuk olahraga lari marathon dan triathlon, hiking, cycling, hingga paralayang dan paragliding.
Sudah tersedia hotel dan homestay, Iyos mengakui masih membutuhkan investor untuk menghadirkan penginapan-penginapan yang menyediakan fasilitas meeting, incentive, convention, exhibition (MICE). Apalagi, kebutuhan akan MICE cukup tinggi seperti perhelatan mendatang, Kabupaten Sukabumi terpilih sebagai tuan rumah Healthy Cities Summit (HCS) 2024.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman sempat menyayangkan, lokasi yang digunakan untuk Cimaja Surfing Festival masih dimiliki oleh perseorangan. “Kalau saja tempatnya milik daerah, kita akan tata. Tetapi itu milik perseorangan. Mau dibeli harganya lumayan, sedang dibicarakan. Semoga ada rezekinya. Kalau sudah dibeli, bisa lebih mudah lagi untuk penyelenggaraan pelaksanaan surfing.”
Pengembangan Sport tourism, kata dia, telah menjadi benang merah yang sesuai misi Kabupaten Sukabumi. “Sudah sesuai misi Kabupaten Sukabumi 2021-2024 terkait pertanian dan pariwisata jadi kuncinya benang merahnya sudah kearah sana. Karena potensi Kabupaten Sukabumi cukup besar, dan kami sedang berproses.”
Dia pun berharap, dengan adanya event-event tersebut sekaligus dapat memberdayakan masyarakat, agar pendapatan mereka meningkat. “Kalau ada event diharapkan tidak hanya lokal, namun tamu-tamu dari luar. Bisa menginap di sini artinya perhotelan, restoran, UMKM bisa meningkat. Dampaknya semua sektor.”
Salah satu pemilik Bukit Sunset Hill Café & Resto di Palabuhanratu, Indra Saputra berharap tidak hanya pemandangan alam yang ditawarkan Kabupaten Sukabumi kepada wisatawan, tetapi juga budaya. “Angkat lagi culture budaya, dan itu memerlukan sinergi semua stakeholder,” kata dia.
Indra pun saat ini sedang mengembangkan cafenya yang sedang nge-hype, untuk diperluas lagi dengan konsep yang lebih privat. Pengembangan cafenya tentu saja membutuhkan peran investor untuk mendukung idenya. “Saat ini masih tahap perbincangan, semoga segera terealisasi pengembangannya.”
Senada, pegiat masyarakat pesisir Wahid Kian juga berharap setiap destinasi di Kabupaten Sukabumi mengangkat kembali budaya. Wahid, yang juga merupakan Chief Executive Cimaja Surfival, mengatakan kunci dari semua itu adalah kolaborasi. Dengan adanya kolaborasi dan komitmen bersama maka posisi semua yang terlibat adalah mitra.
Wahid juga menceritakan ragam potensi yang bisa digarap dari masyarakat pesisir. Pengolahan rumput laut dan juga bulu babi atau uni bisa menjadi peluang tersendiri. Selain itu kerajinan tangan lukisan papan selancar juga bisa menjadi potensi pemberdayaan masyarakat ke depan. “Banyak sekali potensi yang disuguhkan di pesisir, sayang kalau tidak dikembangkan.”
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badan Pimpinan Cabang Kabupaten Sukabumi, Yudha Suryadharma berharap Pemkab bisa menguatkan kembali pentahelix yaitu dimana unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu berkomitmen mengembangkan potensi lokal.
“Sarana dan prasarana lebih diperhatikan karena menjadi nilai jual, perlunya penataan kawasan bibir pantai. Wisatawan membutuhkan tempat yang aman, nyaman, bersih, yang akan jadi daya tarik Kabupaten Sukabumi,” Dampaknya, lanjut dia, nanti akan dirasakan langsung oleh Pemkab Sukabumi. “Tentunya akan meningkatkan sektor pendapatan asli daerah (PAD),” ujar pemilik usaha Puri Surya Rawakalong itu. (*)