TEMPO.CO, Jakarta - Kanal YouTube Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) diduga mengalami peretasan setelah menampilkan siaran live streaming permainan judi online jenis slot pada Rabu pagi, 6 September 2023.
Pada 2020 lalu, laman atau situs web resmi DPR juga sempat diretas. Laman muka yang semula bertuliskan "Dewan Perwakilan Rakyat" berubah menjadi "Dewan Pengkhianat Rakyat". Berikut kilas balik peristiwa peretasan yang terjadi pada laman dan kanal YouTube DPR.
Laman DPR diretas
Dilansir dari Tempo, laman atau situs web resmi DPR juga sempat mengalami peretasan pada 2020. Sebuah video yang diunggah pengguna Twitter @melatikaaa_, pada Kamis, 8 Oktober 2020, menunjukkan tampilan muka laman dpr.go.id mengalami perubahan.
Laman muka yang semula bertuliskan "Dewan Perwakilan Rakyat" berubah menjadi "Dewan Pengkhianat Rakyat". Peretasan ini disebut terjadi bersamaan dengan gelombang demonstrasi masyarakat yang menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR.
Sebelumnya pada Juni 2020, situs DPR juga sempat dibobol peretas. Akun Twitter @AnonConf0rmity mengklaim bertanggung jawab atas aksi peretasan ini.
Akun tersebut menyebut peretasan yang dilakukannya merupakan bentuk resistensi terhadap Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila atau RUU HIP yang dianggap bisa mengancam atau mengganti ideologi bangsa.
Selain itu, pada September 2019, ketika marak aksi protes Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHAP), laman DPR RI juga sempat tidak bisa diakses. Ada dugaan peretasan tersebut berkaitan dengan demonstrasi yang terjadi selama berhari-hari di banyak wilayah tersebut.
Namun, DPR menepis dugaan itu. Mereka mengklaim situs DPR tidak bisa diakses karena padatnya lalu lintas pengunjung situs tersebut.
Gambar porno di komputer informasi
Jauh sebelum peristiwa peretasan tersebut, Gedung Nusantara DPR juga mendadak heboh pada Senin siang, 2 Agustus 2010. Layar komputer informasi yang berada di ruang-ruang Gedung Nusantara menampilkan gambar vulgar yang diduga berasal dari salah satu situs porno.
Menurut Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh saat itu, situs DPR tidak diretas. "Tapi kios informasi ini dimanfaatkan untuk membuka situs lain," kata Nining.
Selanjutnya: Kios informasi ini, kata Nining…