INFO NASIONAL – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mendorong para mahasiswa Indonesia yang sedang mengejar pendidikan di luar negeri, khususnya di Turki, untuk meraih pengalaman yang berharga. Lebih dari sekadar pendidikan, mahasiswa juga dihimbau untuk mempertimbangkan peran sebagai pengusaha muda. Mengingat posisi strategis Turki sebagai pintu gerbang menuju berbagai pasar global, khususnya Eropa Tengah dan Timur, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
"Turki sangat membutuhkan berbagai produk ekspor dari Indonesia. Para mahasiswa di sini dapat menjadi penghubung penting antara dunia usaha Indonesia dan Turki," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu saat bertemu dengan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Istimewa Turki di Jakarta pada Senin, 4 September 2023. Pada pertemuan tersebut, hadir pula pengurus HMI Cabang Istimewa Turki, termasuk Ketua Umum Rizqie Mustofa, Ketua Bidang KPP Nurhadi Fauzi, Ketua BPL Fadhil Arsyad, dan Wasekum Bidang PAO Adam Syaikhul.
Bambang Soesatyo juga mengingatkan agar para mahasiswa tidak terjebak dalam ideologi transnasional yang berpotensi radikal dan ekstrem. Sebaliknya, dia mendesak mahasiswa untuk menjalankan peran penting dalam menyebarkan ideologi Pancasila, yang telah membantu menjaga kerukunan dan kedamaian di Indonesia, sebuah negara yang dipenuhi beragam agama, kepercayaan, dan suku bangsa. "Sejarah membuktikan, melalui Pancasila, Indonesia dipercaya menjadi pemimpin dalam berbagai organisasi dunia," jelasnya.
Contohnya adalah Presidensi G-20 pada 2021-2022, Keketuaan ASEAN 2023, Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, serta Anggota Dewan HAM PBB periode 2020-2022. Bambang Soesatyo juga mengutip sejarah Presiden Soekarno yang mengenalkan Pancasila di hadapan Kongres Amerika Serikat pada tahun 1956, yang mendapat sambutan meriah.
Profesor Marco Impagliazzo, Pimpinan Komunitas Sant'Egidio, organisasi internasional yang berbasis di Roma, Italia, mengakui nilai-nilai universal dalam Pancasila dan menyatakan bahwa Pancasila layak dijadikan acuan peradaban dunia. Sementara Profesor Thomas Meyer dari Universitas Dortmund, Jerman, menyebut bahwa Pancasila kini menjadi bahan kajian di Eropa dan dianggap lebih baik daripada paham neoliberalisme dan fundamentalisme keagamaan dalam politik abad ke-21.
"Sedangkan Donald K. Emmerson, profesor ilmu politik di University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat, menyatakan bahwa kunci sukses Indonesia membangun pluralisme di tengah keragaman identitas budaya adalah adanya ideologi Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dengan keduanya, Indonesia juga dinilai dapat menjadi jembatan peradaban bagi dunia dalam memaknai pluralisme," kata Bamsoet. (*)