TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang menyebut operasi tangkap tangan atau OTT KPK kampungan.
Novel mengatakan penindakan, pencegahan, dan pendidikan merupakan rangkaian pemberantasan korupsi yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga rangkaian ini, kata Novel, harus dilakukan secara keseluruhan. Ia juga menanggapi komentar Luhut yang mengatakan KPK hanya fokus pada penindakan.
“Justru OTT itu penindakan paling efektif. Bahkan bisa bernuansa pencegahan karena bila banyak OTT, orang takut berbuat korupsi (suap),” kata Novel Baswedan kepada Tempo, Rabu, 19 Juli 2023.
Wakil Kepala Satuan Khusus Pencegahan Korupsi Polri ini menuturkan kalau orang tidak takut ditindak, apakah orang akan mau mengikuti sistem pencegahan korupsi. Di sisi lain, lanjut Novel, orang yang akan berbuat korupsi merasa akan untung dari hasil korupsinya. Apalagi faktanya, kata Novel, ada banyak sistem yang diakali karena sistem juga tergantung dari manusia yang melaksanakannya.
“Berbeda dengan negara-negara yang Indeks Persepsi Korupsinya sudah bagus, maka tinggal menjaga dengan membuat sistem dan pencegahan yang efektif. Indonesia memiliki IPK yang sangat rendah, yaitu 34 dari skala maksimal 100,” ujar Novel.
Sebelumnya Luhut mengatakan kinerja KPK tidak boleh hanya dilihat dari jumlah orang yang ditangkap. Dia mengatakan strategi pemberantasan korupsi yang hanya berfokus pada penindakan dengan menangkapi orang adalah strategi yang kampungan.
"Itu kampungan menurut saya kalau pemikiran itu, ndeso," kata Luhut di sela acara diskusi Stranas PK di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa, 18 Juli 2023.
Luhut mengatakan KPK memiliki 3 fungsi, yakni pendidikan, pencegahan dan terakhir baru penindakan. Menurut dia, selama ini lebih banyak orang yang berfokus pada fungsi penindakan. Sehingga, apabila jumlah penindakan yang dilakukan KPK berkurang, maka KPK dinilai gagal menjalankan tugasnya. "Kita selalu senangnya lihat drama penindakan, itu yang menurut saya tidak boleh," kata Luhut.
EKA YUDHA SAPUTRA | M ROSSENO AJI
Pilihan Editor: MAKI Minta Jokowi Tegur Luhut Soal Pernyataan OTT KPK Kampungan