TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi merespon langkah Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menerbitkan buku berjudul 'Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi'. Dalam salah satu bagian bukunya, SBY menyatakan kekhawatiran abuse of power dan penggunaan fasilitas negara untuk memenangkan kandidat tertentu.
Menanggapi soal itu, Jokowi merespons dengan tenang dan tersenyum. "Saya kira sudah berulang kali saya sampaikan, bahwa penyelenggara pemilihan umum itu adalah KPU. Pemerintah memberikan dukungan baik dari sisi keamanan, maupun membantu nanti dalam distribusi logistik," kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, 3 Juli 2023.
Jokowi menyebut sudah meminta agar TNI/Polri serta PNS untuk bersikap netral. Sehingga, ia merasa tak ada yang perlu dikhawatirkan dari pelaksanaan Pemilu 2024. "Jadi enggak usah, enggak ada kekhawatiran mengenai itu," ujar Jokowi.
Sebelumnya, pada 18 Juni 2023, SBY menerbitkan artikel yang berisi 5 poin informasi mengenai Pilpres 2024 dan cawe-cawe Presiden Jokowi. SBY, dalam artikelnya, mengaku mendapatkan informasi bahwa Jokowi akan cawe-cawe dalam Pilpres 2024 serta berkehendak bahwa pasangan capres-cawapres hanya ada dua.
Selain itu, SBY turut mendapatkan informasi bahwa Jokowi tidak suka dengan bakal capres Anies Baswedan dan tidak ingin Anies maju nyapres. Dalam artikelnya, SBY juga mendapatkan informasi bahwa Jokowi akan memberikan endorsement terhadap sosok tertentu untuk jadi capres-cawapres. RI 1 itu, kata SBY, juga bakal menentukan dan memberikan kata akhir ihwal pasangan capres-cawapres yang mesti diusung parpol pada 2024.
Secara garis besar, SBY tidak menyalahkan langkah Jokowi tersebut. Asalkan, kata dia, Jokowi tidak menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan etika maupun menyalahgunakan kekuasaan alias abuse of power. "Yang bisa membuat cawe-cawe Pak Jokowi menjadi bermasalah adalah apabila beliau melakukan tindakan yang dinilai melanggar hukum dan atau menyalahgunakan kekuasaannya guna mencegah terjadinya pasangan capres-cawapres yang ketiga,” kata SBY dalam artikelnya.
Di akhir artikel, SBY menyampaikan sejumlah disclaimer. Dia menjelaskan, narasi yang dibangun dalam artikel ini berdasarkan percakapan di ruang publik dan informasi dari berbagai sumber terpercaya. Kendati demikian, SBY menyebut informan tersebut meminta agar identitasnya sementara ini tidak dibuka.
Selain itu, SBY turut menekankan bahwa sebagai orang tua di negeri ini, ia meminta agar tindakan yang jelas sangat mengganggu dan berbahaya dalam rangkaian Pemilu 2024 dihentikan. SBY turut menegaskan bahwa sedianya artikel ini dibuat dengan niat dan tujuan yang baik.
M JULNIS FIRMANSYAH I IMA DINI SHAFIRA