TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menilai Komisaris Jenderal Agus Andrianto sosok kuat yang memiliki jaringan yang mengakar di internal dan eksternal Polri.
Namun Bambang mengatakan sosok mantan Kabareskrim tersebut bukan tanpa kelemahan. Sebab, Agus seringkali kontroversial, mulai dari kasus tambang ilegal Ismail Bolong hingga tidak disiplin melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
“Sayangnya sampai sekarang belum ada klarifikasi resmi terkait isu-isu tersebut,” kata Bambang kepada Tempo, Ahad, 2 Juli 2023.
Potensi matahari kembar
Oleh karena itu, lanjut Bambang, hal ini akan menjadi salah satu beban bagi duet Kapolri-Wakapolri nantinya. Bambang menilai senioritas Agus diyakini menjadi pertimbangan kenapa diangkat menjadi Wakil Kapolri.
“Hanya saja dengan kelebihan dan kemampuan Pak Agus itu, potensi akan menjadi matahari kembar di tubuh Polri akan semakin besar,” ujarnya.
Ia mengatakan Kapolri Sigit pasti telah mempertimbangkan potensi tersebut sebelumnya. Namun diduga ada desakan dari eksternal sangat kuat sehingga mau tak mau Agus Andrianto diputuskan menjadi Wakapolri.
Menurut Bambang, diangkatnya Agus juga untuk kepentingan pihak eksternal untuk menjaga kebijakan internal Polri, seperti promosi maupun penempatan kader-kader berikutnya. Bambang menilai penempatan kader-kader dari gerbong yang sama ini sangat penting untuk mengamankan kepentingan pihak-pihak tersebut ke depan.
Bambang menuturkan salah satu tanggung jawab Komjen Agus Andrianto sebagai Wakapolri adalah melakukan konsolidasi internal. Namun ia masih menerka mau diarahkan ke mana konsolidasi internal ini nantinya.
“Tetap mempertahankan status quo atau lebih progresif?” ujarnya.