TEMPO.CO, Jakarta - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, tengah menjadi sorotan. Namanya digadang-gadang menjadi bakal calon wakil presiden atau Bacawapres Ganjar Pranowo. Bagaimana kiprah politik Nasaruddin Umar?
Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A lahir pada 23 Juni 1959. Kini, dia adalah Ketua Badan Pengelola Masjid Istiqlal atau BPMI.
Sebelumnya, Nasaruddin sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Agama RI pada 2011 hingga 2014. Dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Kementerian Agama.
Dinukil dari istiqlal.or.id, Nasaruddin Umar adalah salah satu anggota Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022 hingga 2027. Dia juga terpilih sebagai Ketua Umum BP4 atau Badan Pembinaan dan Pengawasan Pesantren, Pendidikan Agama, dan Keagamaan untuk periode 2019 hingga 2024.
Selain itu, Nasaruddin juga terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As'adiyah pada Muktamar As'adiyah ke XV di Sengkang pada 2022 lalu. Nasaruddin juga dikenal sebagai pendiri organisasi lintas agama Masyarakat Dialog antar Umat Beragama.
Nasaruddin Umar juga didapuk sebagai salah satu anggota Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, pada 2007 silam.
Nasaruddin diketahui tidak bergabung dengan partai politik manapun. Namun, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy menyampaikan Nasaruddin termasuk tokoh bangsa yang tengah 'dielus-elus' menjadi calon wakil presiden atau cawapres Ganjar Pranowo.
"Kyai Nasaruddin Umar termasuk tokoh bangsa yang sedang kita elus-elus untuk menjadi cawapres Mas Ganjar," kata Rommy dalam keterangannya pada Selasa, 16 Mei 2023.
Rommy lantas mengatakan sejumlah kriteria yang dimiliki Nasarudin Umar yang dianggap cocok untuk Ganjar.
“Kyai Nasar memiliki kriteria yang sesuai, yaitu tokoh luar Jawa, memiliki warna keagamaan yang moderat, Rais Syuriah PB Nahdlatul Ulama, dan bisa diterima luas oleh banyak kalangan,” ujar Rommy.
RECHA TIARA DERMAWAN | IMA DINI SHAFIRA