Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rangkaian Gerakan Reformasi Mei 1998 hingga Soeharto Lengser

image-gnews
Suasana kegembiraan meliputi kalangan mahasiswa di depan pesawat televisi di gedung MPR/DPR RI ketika Presiden Soeharto menyatakan berhenti sebagai presiden RI, di Jakarta, Kamis, 21 Mei 1988. Wapres BJ Habibie selanjutnya menjadi presiden ketiga RI. ANTARA/Saptono
Suasana kegembiraan meliputi kalangan mahasiswa di depan pesawat televisi di gedung MPR/DPR RI ketika Presiden Soeharto menyatakan berhenti sebagai presiden RI, di Jakarta, Kamis, 21 Mei 1988. Wapres BJ Habibie selanjutnya menjadi presiden ketiga RI. ANTARA/Saptono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - "Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945, dan setelah dengan sungguh-sungguh memperhatikan pandangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pimpinan Fraksi-Fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan Pernyataan ini, pada hari ini, Kamis, 21 Mei 1998," kata Soeharto dalam pidato pengunduran diri sebagai Presiden Indonesia di Istana Merdeka.

Pidato tersebut menjadi titik awal bagi Indonesia memasuki era Reformasi. Namun, sebelum pidato tersebut diucapkan oleh Soeharto terdapat berbagai rangkain peristiwa yang mendorong terjadinya Reformasi dan berujung pada mundurnya Soeharto dari kursi kepresidenan.

Pada 5 Maret 1998, 20 mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR dengan tujuan menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban Soeharto yang disampaikan saat menyerahkan agenda reformasi nasional pada Sidang Umum MPR. Rombongan mahasiswa UI tersebut diterima oleh Fraksi ABRI.

Namun, pada 11 Maret 1998, Soeharto tetap dilantik menjadi presiden dengan didampingi BJ Habibie sebagai wakil presiden. Kemudian, pada 14 Maret 1998, Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII.

Semakin buruknya kondisi sosial dan ekonomi di bawah rezmim Orde Baru, membuat banyak mahasiswa melakukan unjuk rasa dengan tuntutan adanya refromasi politik. Kemudian, pada 15 April 1998, Soeharto memberikan peringatan supaya mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus.

Setelah ultimatum Soeharto, Wiranto yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan yang sekaligus Panglima ABRI  bersama 14 menteri mengundang mahasiswa untuk melakukan dialog di Pekan Raya Jakarta. Namun, banyak perwakilan mahasiswa yang menolak sepakat dengan hasil dialog tersebut.

Pada 1 Mei 1998, Menteri Dalam Negeri Hartono, dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan, Soeharto menyatakan bahwa reformasi baru dapat dimulai pada 2003. Kemudian pada 2 Mei 1998, pernyataan Soeharto tersebut diralat dan kemudian Soeharto membuat pernyataan bahwa reformasi bisa dilakukan pada 1998.

Laporan Antara, menyebutkan bahwa banyak mahasiswa di Medan, Bandung, dan Yogyakarta melakukan demonstrasi besar-besaran karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Demonstrasi tersebut berujung pada kerusuhan. Aksi demonstrasi kemudian berlanjut di Medan pada 5 Mei 1998 dan berujung kerusuhan.

Di tengah situasi ketidakstabilan, pada 9 Mei 1998, Soeharto pergi ke Kairo, Mesir untuk mengahdiri pertemuan KTT G-15 dan menjadi lawatan terakhir Soeharto sebagai Presiden Indonesia. Ketika Soeharto masih berada di luar ngeri, Tragedi Trisakti pun pecah, tepatnya pada 12 Maret 1998. demonstrasi yang awalnya berjalan kondusif berubah jadi peristiwa berdarah dengan tewasnya 4 mahasiswa Trisakti. Aparat menembaki massa yang menuntut reformasi secara membabi buta, hingga saat ini kasus pertanggungjawaban tewasnya 4 mahasiswa tersebut belum tuntas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situasi yang semakin tidak stabil, membuat Soeharto segera kembali ke Indonesia pada 15 Mei 1998. Ketika Seoharto kembali ke Indonesia, situasi di Indonesia masih mencekam dan banyak pusat perdagngan yang tutup serta banyak warga yang takut untuk keluar rumah. Situasi yang semakin mencekam, membuat banyak warga negara asing yang kembali ke negara asalnya.

Kemudian, pada 19 Mei 1998, Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam, di antaranya Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid atau Gus Dur, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie.  Pertemuan tersebut berlangsung selama 2,5 jam, yang semula direncanakan hanya 30 menit, para tokoh membeberkan situasi yang terjadi dan banyak masyarakat serta mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Soeharto dan Soeharto mengajukan pembentukan Komite Reformasi. Soeharto menegaskan bahwa dirinya tidak mau dipilih lagi menjadi Presiden, namun pernyataan Soeharto tersebut tidak dapat meredam aksi massa. Bahkan mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk melakukan unjuk rasa semakin banyak. Di tanggal yang sama, Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

Pada 20 Mei 1998, jalan menuju Lapangan Monas diblokir ole aparat keamanan dengan kawat berduri. Hal ini dilakukan untuk mencegah massa masuk ke dalam kompleks Monas. Berkaitan dengan hal tersebut, Amien Rais meminta suapaya massa tidak datang ke Lapangan Monas karena dikhawatirkan akan terjadi bentrok berdarah dengan aparat keamanan. Di sisi lain, ribuan mahasiswa sudah berhasil menguasai gedung MPR/DPR dan mendesak Soeharto supaya mundur.

Akhirnya, pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden RI.

Pilihan Editor: Kilas Balik Peristiwa 21 Mei 1998 Lengsernya Soeharto dan Awal Reformasi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

22 jam lalu

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

Bambang Soesatyo mendukung para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam UI Racing Team ikut dalam kompetisi Formula Student Czech 2024


Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

1 hari lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

Universitas Indonesia menggelar UI Open Days 27-28 April 2024 untuk menjaring calon mahasiswa baru.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

2 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

4 hari lalu

Pendukung Prabowo-Gibran dan para pendukung Anies-Muhaimin terlibat bentrokan saat menggelar aksi di area Patung Kuda, Jakarta, 19 April 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

5 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.


Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

5 hari lalu

Komunitas Bakul Budaya membacakan surat-surat R.A Kartini di Pelataran FIB UI, Depok, Sabtu, 20 April 2024. (Dok. Humas Bakul Budaya UI)
Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

Menyambut Hari Kartini, komunitas Bakul Budaya FIB UI membacakan surat-surat bersejarah RA Kartini.


49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

6 hari lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.


Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

6 hari lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran.  ANTARA FOTO
Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.


Seleksi Talent Scouting UI Loloskan 625 Calon Mahasiswa Baru dari 15 Provinsi dan Dua dari Luar Negeri

7 hari lalu

Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI). (ANTARA/Feru Lantara)
Seleksi Talent Scouting UI Loloskan 625 Calon Mahasiswa Baru dari 15 Provinsi dan Dua dari Luar Negeri

Peserta Talent Scouting akan menempuh pendidikan global dengan lingkungan berbahasa Inggris di Sarjana Kelas Internasional UI.