Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masih Ingat Tragedi Trisakti 25 Tahun Lalu? Begini Kejadian yang Menewaskan 4 Mahasiswa Universitas Trisakti

image-gnews
Mahasiswa dengan foto korban tragedi Mei mengikuti Peringatan 18 Tahun Tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta, 12 Mei 2016. Kegiatan tersebut untuk mengenang kembali empat mahasiswa Universitas Trisakti yang tewas dalam aksi memperjuangkan reformasi. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Mahasiswa dengan foto korban tragedi Mei mengikuti Peringatan 18 Tahun Tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta, 12 Mei 2016. Kegiatan tersebut untuk mengenang kembali empat mahasiswa Universitas Trisakti yang tewas dalam aksi memperjuangkan reformasi. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kesaksian Mantan Wakil Dekan Universitas Trisakti Heru P Sanusi 

Pada 2018 lalu, peringatan 20 tahun reformasi kembali mengingatkan Heru P Sanusi atas tragedi Trisakti 12 Mei 1998. Air matanya mengalir kala mengenang peristiwa pahit itu. Matanya menerawang jauh ke masa dua dekade silam itu. “Sudah belasan tahun berlalu masih begini, selalu terbawa emosi,” ujar Heru kepada Tempo, Kamis, 3 Mei 2018.

Heru pun menceritakan kembali peristiwa berdarah itu. Hari menjelang petang. Mahasiswa berjaket biru yang berunjuk rasa sejak pagi masih bertahan di Jalan Raya S Parman, Grogol. Padahal polisi sudah mengultimatum agar mahasiswa bubar menjelang sore. “Memang waktu itu kami diultimatum oleh aparat harus mengosongkan lokasi pukul 17.00 WIB,” cerita Heru.

Sebagian mahasiswa bergeming. Mereka masih bertahan di jalan. Sebagian besar dari mahasiswa yang bertahan itu, kata dia, adalah dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Untuk itu, Dekan kedua fakultas saat itu, Khaeruman dan Ady Andojo, lantas berorasi meminta mahasiswa kembali ke kampus. Malapetaka dimulai ketika seorang alumni Trisakti yang diduga bernama Mashud, ikut meminta mahasiswa bubar.

Rupanya mahasiswa mengira Mashud adalah intelijen. Kala itu isu intel yang ada digerakan mahasiswa memang kencang. Mahasiswa yang marah lantas mengejar Mashud yang lari ke arah petugas kepolisian. Melihat mahasiswa datang ke arah mereka, para petugas, kata Heru, kembali bangkit. Dari peristiwa itulah kemudian aparat menyerbu mahasiswa. Mahasiswa lalu tunggang langgang kembali ke dalam kampus. “Saya di lapangan ikut lari juga karena takut lah,” kata Heru.

Meski berlari kembali ke kampus, Heru mengatakan mahasiswa masih saling ledek dengan aparat. Saat itu, kata dia, petugas sudah melepaskan tembakan ke arah mahasiswa. Pada awalnya, menurut Heru, mahasiswa tak terlalu takut. Mereka mengira tembakan yang dilepaskan hanya menggunakan peluru karet. Tembakan itu terus menghujani Kampus Trisakti, kata Heru, hingga kemudian gas air mata juga ikut dilemparkan ke dalam kampus. “Saat itu tetap masih ledek-ledekan,” ujar Heru.

Setelah masuknya gas air mata, ia menuturkan keadaan mulai mencair lantaran massa merasa matanya mulai pedih. Tapi suasana mencekam terasa saat Heru berjalan dari pintu gerbang ke arah Gedung Otorita Kampus yang berjarak sekitar 100 meter. Saat itu melihat seorang mahasiswa tergeletak. Tanpa pikir panjang dia mengangkat tubuh mahasiswa itu.

Heru membawanya ke ruangan Otorita dan meletakkannya di meja. Saat itu dia melihat darah mengalir deras dari leher sang mahasiswa yang saat itu belum ia ketahui namanya. Tubuh mahasiswa itu mengejang. “Di situ saya merasa bersalah,” ujar Heru yang kemudian terdiam menahan emosi. “Karena kan itu tanggung jawab saya ya, dia mahasiswa saya.”

Heru mengatakan, ia sempat kehilangan tubuh mahasiswa tersebut setelah sempat meninggalkannya sendiri di dalam ruangan karena hendak mencari ambulans. Saat itulah Wakil Dekan itu mendengar desing peluru yang mengenai dinding kampus. Dia yakin bukan peluru karet yang ditembakkan ke arah kampus. Melainkan peluru tajam. “Saya yakin,” ujar dia. Mahasiswa yang belakangan diketahui sebagai Hendriawan Sie itu ternyata dibawa ke Rumah Sakit Sumber Waras.

Heru yang berusaha menemukan Hendriawan mengejar ke rumah sakit itu. Ia sempat kesulitan keluar kampus karena aparat menjaga ketat kampus itu di luar. “Marinir ada, baju hijau juga, dikepung kampus, mau keluar juga takut, “ kata Heru. Ia pun memutar otak agar bisa keluar kampus dan menuju rumah sakit untuk mencari Hendriawan. Heru melompat pagar kampus yang menghadap Jalan Kyai Tapa.

Dia mencoba menyelinap membaur dengan masyarakat yang kala itu sedang menonton peristiwa itu. Ia lalu jalan kaki menuju RS Sumber Waras. Setiba di Sumber Waras, Heru melihat kesibukan dokter yang luar biasa di unit gawat darurat. Saat itu banyak mahasiswa terluka yang tengah dirawat. Namun ia tak menemui tubuh mahasiswa yang ditolongnya tadi.

Pencarian Heru berakhir di sebuah ruangan yang bersebelahan dengan Unit Gawat Darurat. Dua jasad mahasiswa telah terbujur kaku di sana. Heru kemudian memastikan salah satunya adalah mahasiswa yang sempat ditolongnya di dalam kampus tadi. Dua jasad mahasiswa itu adalah Hendriawan Sie dan Elang Mulia Lesmana.

Heru yang panik menelepon Dekan Fakultas Hukum Ady Andojo dan memintanya datang ke Sumber Waras. Heru pun harus menghadapi keluarga korban yang kemudian datang. Salah satunya adalah Tetty, ibu Elang Mulia Lesmana. Perempuan itu tak kuasa menahan tangis saat melihat tubuh anaknya yang tak bernyawa lagi. Dan setelah magrib kesedihan terus berlanjut ketika dua jasad lagi masuk ke ruangan itu. Keduanya adalah Hafidhin Royan dan Hery Heriyanto.

Pilihan Editor: Ini 9 Link Twibbon Reformasi, Download dan Upload

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Niat Melerai Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang Doa Rosario, Farhan Kena Sabetan Senjata Tajam Warga

3 jam lalu

Rumah kontrakan yang menjadi tempat tinggal mahasiswi Universitas Pamulang yang juga sekaligus menjadi TKP dugaan pengeroyokan. TEMPO/Muhammad Iqbal
Niat Melerai Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang Doa Rosario, Farhan Kena Sabetan Senjata Tajam Warga

Farhan Rizky Rhomadon, yang juga mahasiswa Universitas Pamulang, merasa kasihan terhadap korban pengeroyokan oleh beberapa warga sekitar.


Penganiayaan Mahasiswa Universitas Pamulang Saat Berdoa Rosario di Tangsel, FKUB Hingga Tokoh Agama Duduk Bareng

5 jam lalu

Warga Setu melakukan mediasi kasus penyerangan mahasiswa Universitas Pamulang yang sedang berdoa Rosario di Kantor Lurah Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Senin 6 Mei 2024. (MUHAMMAD IQBAL/Tempo)
Penganiayaan Mahasiswa Universitas Pamulang Saat Berdoa Rosario di Tangsel, FKUB Hingga Tokoh Agama Duduk Bareng

Penganiayaan terhadap mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) yang sedang berdoa rosario itu terjadi pada Minggu malam.


Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

8 jam lalu

Komite Aliansi Mahasiswa pro-Palestina anti USA-Zionist (KAMPUZ) menggelar aksi damai dengan tajuk
Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.


Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Seorang demonstran memimpin nyanyian di perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas Washington di Seattle, Washington, AS 29 April 2024. REUTERS/David Ryder
Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.


Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

1 hari lalu

Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. kip-kuliah.kemdikbud.go.id
Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

Viralnya kasus dugaan penerima KIP Kuliah bergaya hedon, Kemendikbudristek akan mengambil langkah.


Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

2 hari lalu

Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. kip-kuliah.kemdikbud.go.id
Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

Sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah menjadi perbincangan karena menampilkan gaya hidup mewah.


Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

2 hari lalu

Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. kip-kuliah.kemdikbud.go.id
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

Sebelumnya viral sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Diponegoro atau Undip yang diduga melakukan penyalahgunaan bantuan.


Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

2 hari lalu

Mahasiswa Universitas Indonesia melakukan aksi simbolik UI Palestine Solidarity Camp di Lapangan Rotunda, Kampus Depok, Jumat, 3 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.


Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

2 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.


Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

2 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.