TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan penyintas konflik sunni-syiah Sampang kembali dipulangkan ke kampung halamannya hari ini. Pemulangan ini merupakan tahap kedua setelah tahap pertama pada April 2022.
Sebagian penyintas ini akan kembali ke keluarga masing-masing di Sampang. Mereka berharap masyarakat Sampang sudah menerima mereka kembali sepenuhnya setelah 11 tahun konflik berlalu.
Sebanyak 5 bus menjemput sebagian pengungsi konflik sunni-syiah Sampang di Rusunawa Jemundo, Puspa Agro, Sidoarjo pukul 09.00 WIB. Kelima bus itu mengangkut 265 pengungsi di Rusunawa yang terletak di Kecamatan Taman itu.
“Jadi ada 265 jiwa yang dipulangkan untuk tahap dua hari ini, sisanya tinggal 5 KK,” ucap perwakilan Polres Sampang, Eko Purwanto kepada Tempo.co saat berada di Rusunawa Jemundo, Kamis, 4 Mei 2023.
Menurut Eko, jumlah keseluruhan pengungsi konflik sunni-syiah berjumlah 81 Kepala Keluarga (KK). Pada Tahap 1 telah dipulangkan sebanyak 53 jiwa atau 14 KK. Sementara tahap 2 ada 62 KK. Sisanya sebanyak 5 KK atau 25 orang akan bertahap dipulangkan tahun ini.
Eko menjelaskan bahwa kepulangan ini dijamin oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang. Pihaknya melakukan secara bertahap karena alasan keamanan.
“Tahun lalu yang tahap 1 alhamdulillah aman, sekarang tahap kedua lebih banyak jumlahnya,” ucap Eko.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bangkesbangpol) Kabupaten Sidoarjo, Mustain mengatakan bahwa 5 KK yang belum dipulangkan terkendala administrasi.
“Sisanya (5 KK) kira-kira dipulangkan lagi bulan Oktober 2023 ya,” ujar Mustain saat ditemui di lokasi.
Tanggapan Penyintas Konflik Sunni-Syiah Sampang
Koordinator penyintas konflik syiah-sunni Sampang, Tajul Muluk mengaku senang atas bantuan Pemkab Sampang untuk memulangkan warganya. Sebab, para warga sangat merindukan kampung halamannya setelah 11 tahun konflik berlalu.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa sebagian warga yang pulang kali ini belum memiliki tempat tinggal yang permanen di Sampang. Maka, mereka akan ditampung dulu di keluarga terdekat.
“Ini kan sepertinya hanya seremonial ya, karena hanya ada 3 KK yang sudah ada rumah di Sampang,” papar Tajul kepada awak media.
Menurut dia, sebagian warga Desa Karang Gayam yang merupakan penyintas konflik sunni-syiah belum memiliki rumah lagi setelah konflik. Tempat tinggal mereka dulu telah rusak karena dibakar atau dihancurkan saat konflik membara pada April 2012 lalu.
“Ya bisa jadi mereka yang sebagian pulang hari ini akan kembali lagi ke Rusunawa. Terutama kalau tidak ada rumah tetap dalam waktu yang lama,” ujar Tajul.
Tajul mengaku hanya ikut untuk mengantar warganya sampai ke Pendopo Kabupaten Sampang. Setelah itu, dia dan beberapa anggota keluarganya juga akan kembali ke Rusunawa Jemundo.
“Karena anak juga masih sekolah di sini, ya banyak pertimbangan lah,” ucap dia.
Dia pun percaya sepenuhnya kepada Pemkab Sampang untuk kepulangan ini. Sebab, kepulangan warganya tahun lalu juga tampak aman hingga hari ini. Terutama bagi warga yang sudah dibaiat atau kembali ke ajaran ahlussunnah waljamaah (sunni).
Pilihan Editor: Kontras Kecam Vonis Ustadz Sampang Tajul Muluk