TEMPO.CO, Jakarta - Mustofa NR, pelaku penembakan di MUI Pusat, sempat mengirimkan surat ancaman kepada kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Menteng, Jakarta Pusat, pada Juli 2022.
Dalam surat ketikan tertanggal 25 Juli 2022 dan ditandatangani Mustofa, pelaku menyampaikan pesan kepada Kapolda Metro Jaya dan mengaku membawa pisau ke Polda Metro Jaya. Saat itu Kapolda Metro Jaya yang menjabat adalah Inspektur Jenderal Fadil Imran.
Mustofa kecewa karena tidak dipertemukan dengan Ketua MUI. Ia meminta agar kepolisian menjarakannya seumur hidup atau ditembak mati jika tidak dipertemukan.
Berikut isi surat dari Mustofa yang disebut berasal dari Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dalam surat yang dilihat Tempo.
Sumpah Yang Kedua
======
Kepada Bapak Pimpinan Kapolda Metro Jaya yang terhormat, setelah saya membawa PISAU ke kantor Bapak, tetap saya tidak mendapatkan hak saya yaitu keadilan, juga Bapak tidak mempertemukan saya dengan ketua MUI REPUBLIK INDONESIA. Saya mohon kepada Bapak selaku penegak hukum supaya saya dipenjarakan seumur hidup/Tembak Mati kalau tidak Bapak lakukan.
SAYA BERSUMPAH atas nama ALLAH dan RASUL, saya akan cari senjata api, saya akan tembak Penguasa/Pejabat di Negeri ini terutama orang-orang MUI tanpa memberitahu terlebih dahulu/izin untuk kedua kalinya kepada Penegak Hukum/Kepolisian karena saya sudah lelah berjuang untuk mendapatkan hak saya yaitu keadilan.
25 Juli 2022
Hormat saya,
Mustofa. NR
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah mengatakan surat pelaku itu tidak digubris staf karena mengaku sebagai Tuhan. Staf sempat menyampaikan surat itu kepada pimpinan yang kemudian diteruskan ke Komisi Pengkajian MUI untuk dikaji.
“Jadi surat ini kan tidak direspons baik karena kita anggap ‘kok orang ngaku Tuhan, jangan-jangan dia kurang waras’ kan begitu. Jadi kajiannya belum sempat disampaikan ke yang bersangkutan, lalu yang bersangkutan datang lagi yang ngancam itu,” kata Ikhsan.
Ikhsan meyakini Mustofa adalah orang yang sama dengan pelaku penyerangan di kantor MUI Lampung sebelum Ramadan. “Dua bulan lalu, kira-kira sebelum ramadan,” kata dia.
Namun Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad mengatakan penyerangan kantor MUI Lampung tidak berkaitan dengan Mustofa. Ia mengatakan pengrusakan di kantor MUI Provinsi Lampung karena tidak sengaja terkena lemparan batu saat tawuran antarremaja.
“Terjadi itu dipicu karena adanya tawuran. Kebetulan saat terjadi tawuran tersebut, mereka melempari, terkenalah kantor MUI yang ada di Provinsi Lampung. Tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa 2 Mei 2023 jam 11 tadi. Itu beda dengan kejadian beberapa bulan lalu,” kata Pandra saat dihubungi, 2 Mei 2023.
Sebelumnya Mustofa menembaki kantor MUI Pusat dengan peluru karet. Penembakan itu terjadi di halaman depan kantor MUI Pusat saat acara halalbihalal pada pukul 11.00 WIB. Teror ini menyebabkan tiga orang terluka dan kaca kantornya pecah. Ikhsan mengatakan korban sudah dilarikan ke rumah sakit.
“Mereka terluka tangan dan punggung akibat peluru karet. Tiga orang, satu sekuriti, satu front officer, sama satu staf,” kata Ikhsan.
Pelaku penembakan Kantor MUI berinisial M dinyatakan meninggal setelah menyerang kantor MUI Pusat di Jalan Proklamasi Menteng Jakarta Pusat.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Komarudin mengatakan pelaku penembakan ditangkap dan dibawa ke Polsek Metro Menteng dengan keadan tidak sadar, akan tetapi nyawanya tidak tertolong ketika sampai di Puskesmas Menteng. Namun penyebab kematian pelaku penembakan kantor MUI ini masih diselidiki.
EKA YUDHA SAPUTRA | M FAIZ ZAKI
Pilihan Editor: Polisi Masih Selidiki Motif Penembakan Kantor MUI