TEMPO.CO, Jakarta - Telah dideklarasikannya Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDIP untuk Pilpres 2024 dinilai akan banyak mengubah peta politik ke depannya. Meski begitu situasi ini tidak mengejutkan dan telah bisa diprediksi sebelumnya.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengutarakan itu pada Sabtu 22 April 2023. "Sejak Januari lalu saya sudah menyampaikan, bila hingga Maret PDIP tidak juga menetapkan Ibu Puan (Puan Maharani) sebagai capres atau cawapres, maka hampir dapat dipastikan Ibu Mega (Megawati) akan menunjuk Ganjar Pranowo sebagai capres," katanya.
Ray mengatakann deklarasi capres Ganjar Pranowo tersebut menjadikan dinamika capres akan terus menggeliat hingga pemilu nanti. Sebab, menurut dia, partai-partai akan semakin sibuk menentukan koalisi dan membaca peluang calon wakil presiden.
Sekalipun ketua-ketua umum partai punya peluang besar untuk dicalonkan, menurut Ray, tidak menutup kemungkinan calon non partai diusung. "Ketum-ketum parpol memang kurang populer dengan elektabilitas yang rendah. Sementara calon non parpol, popularitas tinggi tapi tidak memiliki partai," kata Ray dalam keterangan tertulis.
Selain itu, Ray berpendapat Ganjar Pranowo juga harus semakin berhati-hati ke depan dalam bersikap di depan publik. Sebab, kata dia, bila Ganjar salah bertindak akan mengakibatkan penurunan elektabilitasnya di tengah masyarakat. "Tentu, antara tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah dengan capres bisa saling tumpang tindih, dan itu potensi menurunkan simpati publik atasnya," ujar dia.
Kata Ray, Ganjar perlu belajar dari kejadian pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia setelah ada penolakan kehadiran timnas Israel. Ia menambahkan satu blunder yang dilakukan oleh Ganjar, makan akan fatal akibatnya bagi keterpilihannya pada pilpres 2024 nanti.
Menurut Ray, sikap Ganjar menolak timnas Israel yang mengakibatkan batalnya pagelaran piala dunia di Indonesia itu adalah ujian yang menguatkan ibu Mega untuk memilihnya. Sebab, Ganjar memperlihatkan kualitas kepatuhannya kepada partai.
"Tapi, saat yang sama, itu ujian yang sangat blunder sebab berdampak sangat serius terhadap elektabilitas Ganjar dan PDIP," kata Ray.