TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB - OPM pimpinan Perek Kogeya mengklaim merampas sembilan pucuk senjata dalam serangan terhadap Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna di Mugi-Mam Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu, 15 April 2023.
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan dirinya mendapat laporan pasukan TPNPB Perek Kogeya berhasil merampas sembilan pucuk senjata milik TNI, yang terdiri dari tiga pucuk senapan mesin, dua pucuk senjata M16, dan empat senjata jenis SS1.
“Semua berjumlah sembilan pucuk senjata. Dan mereka juga melaporkan bahwa magasin, amunisi, dan pistol tidak terhitung, artinya semua barang milik anggoga TNI telah berhasil dirampas oleh Pasukan TPNPB,” kata Sebby Sambom dalam pesannya, Kamis, 20 April 2023.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono belum merespons saat ditanya tentang klaim perampasan senjata ini.
Sebelumnya, jumlah korban dalam peristiwa itu masih simpang siur. TPNPB mengklaim membunuh 9 prajurit dan merampas 9 pucuk senjata. Namun dalam pesan terakhir yang disampaikan Sambom, dalam laporan Perek Kogeya, mengatakan mereka telah melakukan serangan pada 15-16 April 2023 dan mengklaim menembak mati 15 prajurit TNI.
Klaim OPM ihwal jumlah prajurit yang gugur ini dibantah oleh Panglima TNI Yudo Margono. Yudo mengatakan klaim dari TPNPB itu sebagai informasi bohong. Dia mengatakan jumlah prajurit yang tewas dalam serangan tersebut adalah satu orang. Adapun satuan tugas yang ditugaskan itu memiliki total anggota sebanyak 36 prajurit. “Saya sudah mendapatkan data yang sangat akurat,” kata Yudo dalam rekaman konferensi pers di Timika, Papua, Selasa, 18 April 2023.
Seorang prajurit yang tewas adalah Pratu Miftahul Arifin. Miftahul tewas karena tertembak, lalu jatuh ke jurang. Selain korban tewas, 4 prajurit juga mengalami luka tembak dan luka lainnya karena terjatuh saat menyelamatkan diri dari serangan tersebut “Ada 4 orang yang kena luka tembak dan mereka selamat semua,” kata Yudo.
Belakangan diketahui empat prajurit TNI gugur dalam serangan ini. Tiga prajurit TNI gugur saat berupaya mengevakuasi jasad Pratu Miftahul Arifin.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kavaleri Herman Taryaman mengatakan tim gabungan berhasil menemukan empat prajurit TNI, termasuk Pratu Miftahul Arifin yang dalam proses pencarian dengan kondisi meninggal. Adapun total empat prajurit yang meninggal, antara lain Pratu Miftahul Arifin dari, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan, dan Prada Sukra. Keempatnya dari satuan Yonif R 321/GT/13/1
Herman mengatakan keempat prajurit yang gugur tersebut telah dievakuasi ke RSUD Timika, Kabupaten Mimika.
“Kami mohon doa-nya semoga keempat prajurit yang terbaik yang gugur di medan tugas ini mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, Tuhan Yang Mahabesar. Amin,” kata Herman dalam keterangan resminya, Rabu, 19 April 2023.
Yudo mengatakan para prajurit tersebut melakukan patroli di Distrik Mugi-Mam karena mendapatkan informasi tentang keberadaan Philip di wilayah tersebut. Dia mengatakan satuan tugas tersebut awalnya ingin berkomunikasi dengan KKB dan berharap Philip bisa dibebaskan tanpa kekerasan.
“Harapan kami seperti itu, tapi ternyata belum sampai ke sana sudah dihadang dan ditembaki seperti itu,” kata dia.
Setelah serangan ini, Yudo Margono menyatakan status operasi di Papua ditingkatkan menjadi siaga tempur. Panglima meningkatkan status tersebut agar naluri bertempur para prajurit bertambah. “Kita tingkatkan status agar naluri tempur prajurit terbangun,” ujar dia.
Meski statusnya ditingkatkan, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu menuturkan tidak akan ada penambahan jumlah pasukan maupun altusista di Papua.
“Pasukan yang ada adalah pasukan rotasi dari pasukan yang ada,” kata dia.
Menurut Yudo, alutsista yang ditempatkan di Papua juga tidak digunakan untuk bertempur. Dia mencontohkan helikopter di Papua hanya dipakai untuk tujuan transportasi dan evakuasi pasukan.
Pilihan Editor: Satu Prajurit Hilang dalam Serangan KKB, TNI: Masih dalam Pencarian
EKA YUDHA SAPUTRA | M ROSSENO AJI