TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Golkar Ace Hasan Syadzily menyatakan peluang PDIP sangat terbuka bergabung bersama Koalisi Besar. Hanya saja, kata dia, PDIP mesti mengikuti aturan main koalisi.
"Prinsipnya kami terbuka. Hanya saja kami pastikan bahwa kalau terbuka tentu harus ikut dalam aturan main di Koalisi Besar," ucap Ace di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu, 12 April 2023.
Ace menuturkan hal yang penting dalam Koalisi Besar adalah membangun pemahaman antarpartai di dalamnya. "Terpenting adalah membangun sebuah pemahaman yang sama, dan harus dipahami bahwa koalisi ini ada yang menginisasi," ujarnya.
Pemahaman soal inisiator koalisi ini, kata Ace, untuk menghindari adanya polemik di belakangan hari. "Jangan sampai nanti misalnya koalisi sudah dibangun, tapi belakangan ingin menguasai. Tentu itu yang harus dihindari," kata Ace.
Sebelumnya, dikabarkan Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan partainya tidak memberikan syarat untuk bergabung ke koalisi besar. Dia mengatakan PDIP lebih mengedepankan diskusi soal wacana bergabung ke koalisi tersebut.
Dia mengatakan partainya menginginkan adanya pertemuan lebih dahulu dengan 5 partai yang disebut akan membentuk koalisi gemuk itu. Dalam diskusi itu, kata dia, perlu dibahas tentang arah pembangunan Indonesia untuk 5 tahun ke depan.
"Duduk saja dulu, 5 tahun ke depan mau seperti apa, ayo yang sudah baik dilakukan oleh bapak Presiden Jokowi, kita lanjutkan," kata dia.
Said berujar, PDIP ingin mengambil inisiatif untuk melakukan silaturahmi dengan 5 partai. "PDIP akan ambil inisiatif untuk tetap melakukan silaturahmi dan akan membentuk kerja sama akbar partai politik," kata dia.
Gagasan koalisi besar pertama kali muncul saat Presiden Joko Widodo mengadakan silaturahmi Ramadan dengan 5 ketua umum partai di Kantor DPP PAN pada 2 April 2023. Lima Ketum partai yang hadir adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto; Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto; Ketum PAN Zulkifli Hasan; Ketum PPP M. Mardiono; dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Hanya PDIP dan Partai Nasdem sebagai parpol pendukung pemerintah yang tidak hadir di acara itu. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Nasdem Surya Paloh disebut sedang berada di luar negeri sehingga tak bisa hadir.
Seusai pertemuan, muncul wacana untuk menggabungkan 5 partai yang tergabung dalam dua koalisi berbeda itu. Presiden Jokowi menyatakan merestui pembentukan itu. "Saya hanya bilang cocok, terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai,” kata Jokowi.
Pilihan Editor: KPK Tetapkan Lukas Enembe Tersangka Pencucian Uang