INFO NASIONAL – Produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Le Minerale berkolaborasi dengan brand Cosmonauts Spacewear untuk berinovasi membuat t-shirt atau kaos yang menggunakan salah satu bahannya dari Polietilena tereftalat (PET) atau kandungan dari botol plastik bekas AMDK yang telah di daur ulang menjadi bahan polyester. Terdapat empat desain dalam enam kaos berbeda yang masing-masing memiliki makna tersendiri terkait sustainability. Sementara kaos limited edition hanya tersedia terbatas, 250 pieces.
Yuna Kristina, Head of Public Relations and Digital Le Minerale mengatakan, kolaborasi ini sebagai upaya untuk mengedukasi anak muda bahwa dengan membeli minuman dengan botol plastik yang tepat dan kemudian memilahnya, dapat menjadi barang-barang baru yang keren, yang dekat dengan generasi muda. “Dengan demikian anak-anak muda ini akan tertarik,” kata Yuna saat launching kaos hasil kolaborasi Le Minerale dengan Cosmonauts di Jakarta, Rabu 5 April 2023.
Melalui kaos ini, kata Yuna, merupakan salah satu bukti nyata untuk menerapkan Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN) Le Minerale. Sebuah Gerakan yang bermula dari dukungan Le Minerale terhadap Peraturan Menteri KLHK no 75 tahun 2019, serta komitmen untuk menciptakan produk yang sehat, aman serta berperan menjaga lingkungan.
“Secara general kami menerapkan Gerakan Ekonomi Sirkular, namun kesadaran dari konsumen untuk memilah sampah plastik merupakan langkah kecil masyarakat agar bisa berkontribusi mengumpulkan sampah berbahan PET untuk didaur ulang,” kata Yuna. Selain berinovasi untuk mengedukasi anak muda melalui kaos, Le Minerale juga melakukan berbagai edukasi melalui sekolah-sekolah, Lembaga, dan iklan layanan masyarakat di TV.
Yuna menuturkan, dalam pembuatan kaos ini terdapat beberapa tantangan yaitu pertama dari sisi teknologi. “Di Indonesia jujur belum ada teknologi yang bisa menyerap 100 persen recyle PET. Tapi memang, semakin banyak polyester dalam bahan kaos maka semakin panas. Oleh karena itu harus kita campur.” Menurutnya memang ada kaos yang menggunakan polyester lebih tinggi, yaitu sport wear, baju olahraga. “Ke depan lagi mencari yang akan berkolaborasi,” katanya.
Tantangan kedua, lanjut Yuna, mencari brand yang mempunyai kesamaan visi, bisa sepakat untuk edukasi, bukan hanya sekedar jadi, tetapi juga edukasi. “Cosmonauts punya story behind design, itu yang kita cari. Supaya apa yang kita lakukan benar-benar nancep di benak konsumen atau generasi anak muda.”
Yuna mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan kurang lebih 17 ribu ton sampah PET sejak tahun 2021 yang dikumpulkan dan masuk ke industri daur ulang. “Jumlahnya meningkat setiap tahun. Kita juga punya komitmen untuk mendukung pemerintah mengurangi sampah hingga 30 persen. Dan ini menjadi bagian dari itu.”
Berkolaborasi dengan Cosmonauts, menurut Yuna, bukan yang pertama. Sebelumnya pada tahun 2022, Le Minerale juga berkolaborasi dengan Aerostreet, produsen sepatu. Jika dengan Cosmonauts menggunakan bahan polyester 25 persen, maka untuk sepatu digunakan 30 persen bahan polyester dari daur ulang PET. “Program ini akan kita jalankan secara continue. Kita akan mencari kolaborasi-kolaborasi berbagai brand dan plus kategori. Kalau sebelumnya sepatu, sekarang kaos, kita lagi mencari item lain yang lebih relevan dengan anak muda.”
Dia menambahkan, “kita lihat siapa selanjutnya yang akan ada di Indonesia, itu generasi muda. Sementara untuk menggoyangkan cara hidup mereka harus dengan cara out of the box, kreatif, makanya kita pakai cara brand collaboration seperti ini.”
Andre Otto Wijaya, Owner of Cosmonauts Spacewear mengaku baru pertama kali ini membuat kaos menggunakan salah satu bahan dari daur ulang botol plastik AMDK. Dia pun bekerja sama dengan patner yang memiliki laboratorium dan memulai ragam percobaan komposisi bahan. Hasilnya yang bisa digunakan adalah 25 persen bahan polyester.
“Ada berbagai percobaan. Tetapi memang dari segi cost dan comfort yang diutamakan,” kata dia kepada Tempo. Faktor utama material ini, kata dia, sedikit rumit, oleh karena itu harganya juga sedikit lebih mahal yaitu Rp 400 ribu. “Memang belum menggunakan bahan polyester 100 persen, tapi daripada do nothing. We made nice combination, and feel great,” kata Andre.
Dari sisi perawatan, kata Andre, kaos ini lebih mudah hal itu dikarenakan kaos tidak mudah lecek. Sementara untuk dicuci di mesin cuci tidak masalah, Andre hanya mengingatkan untuk tidak menyeterika di bagian sablon.
Ketua Asosiasi Daur Ulang Indonesia (ADUPI) Christine Halim menuturkan, Le minerale turut serta dalam menciptakan sesuatu yang keren. “Dan kami di ADUPI telah mengumpulkan sampah plastik secara massif. Dimana botol PET ini punya nilai ekonomi paling tinggi di dalam pengumpulan plastik.”
Plastik yang dikumpulkan dan didaurulang itu diproduksi menjadi barang yang secara tidak sadar digunakan sehari-hari oleh manusia. “Bantal misalnya, isinya terbuat dari daur ulang botol plastik.”
Pembuatan kaos ini, kata dia, membuktikan adanya terciptanya industri baru dari daur ulang plastik. Dan hal itu merupakan upaya mendukung ekonomi sirkular. “Program ini bisa berkelanjutan dan bisa ditiru dimana masyarakat sudah mengumpulkan dan berperan serta mengumpulkan botol plastik dan tidak lagi membuang sembarang tetapi memilah dari sumbernya.”
Christine mengatakan, di saat Le Minerale memberikan edukasi, maka ADUPI harus menyiapkan capacity building untuk barang-barang tersebut, jangan sampai dikumpulkan lalu tidak mengetahui siapa yang membeli. “Jadi berkesinambungan, kerja samanya nggak hanya industri. Masyarakat juga.”
Penggunaan bahan dari recycle itu kata dia lebih keren, cool, dan kekinian. “Di luar negeri, konsumen sangat aware. Bahkan botol plastik ditulis I am recyle content. Dan senang hati membelinya dengan harga yang lebih mahal. Di Indonesia belum bisa begitu. Tapi dengan adanya edukasi seperti ini saya yakin, anak muda juga akan peduli.”
Youtuber Arief Muhammad mengatakan kolaborasi yang dilakukan Le Minerale dan Cosmonauts merupakan kolaborasi yang cukup random, namun bisa dilakukan dan keren. “Kaos merupakan pintu masuk ke anak muda, pesan sustainabilitynya mengena. “Bukan tidak mungkin ada brand lain juga yang bisa melakukan hal yang sama.” Kampanye seperti ini, kata Arief, asik dan lebih gampang masuk ke anak muda. “Yang seperti ini bisa bikin curi perhatian,” kata lelaki yang telah menerapkan memilah sampah di rumah dan membawa totebag di saat belanja ini. (*)