TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia atau BEM UI terbilang getol mengkritik kebijakan pemerintah. Setidaknya mereka telah membuat empat poster atau meme sindiran yang diunggah di media sosial. Tiga meme ditujukan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Terakhir, kritikan BEM UI menyasar Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.
Meme sindiran itu diunggah antara lain di Twitter dan TikTok. BEM UI secara gamblang menyebut DPR sebagai Dewan Perampok Rakyat dalam poster berformat video tersebut. Video diawali dengan penampakan Gedung Kura-Kura DPR. Gedung tersebut terbelah dan muncul tikus berkepala Ketua DPR RI Puan Maharani bersama dua tikus lainnya. Meme Puan Maharani ini langsung jadi sorotan dan perbincangan publik.
“Keseluruhan publikasi kami tersebut sudah menggambarkan kemarahan kami terhadap DPR hari ini,” kata Ketua BEM UI Melki Sedek Huang saat dihubungi, Kamis, 23 Maret 2023.
Berikut rangkuman sejumlah kritikan yang dilayangkan BEM UI kepada Pemerintah beberapa waktu terakhir.
1. BEM UI sindir Jokowi sebagai The King of Lip Service
Pada Juni 2021 lalu BEM UI membuat heboh. Mereka mengunggah poster kritikan terhadap Jokowi. Dalam poster tersebut terdapat gambar Jokowi disertai tulisan “Jokowi: The King of Lip Service”. Mereka menilai Jokowi kerap mengobral janji manis. Beberapa di antaranya, Jokowi rindu didemo, visi misi memperkuat KPK, serta merevisi UU ITE. Tetapi realitasnya berbeda.
Akibat postingan tersebut, Rektorat UI memanggil pengurus BEM. Pemanggilan dilakukan melalui surat yang ditandatangani Direktur Kemahasiswaan UI, Tito Latif Indra pada 27 Juni 202. “Sehubungan dengan beredarnya poster yang dikeluarkan oleh BEM UI melalui akun medsos official BEM UI yang menggunakan foto Presiden RI,” demikian bunyi surat tersebut.
2. BEM UI sebut masyarakat tak bebas berpendapat di era Jokowi
Jokowi kemudian menanggapi kritikan BEM UI. Menurut Kepala Negara, kritikan itu merupakan bentuk ekspresi mahasiswa dan sah-sah saja. “Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi. Jadi kritik itu ya boleh-boleh saja dan universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa berekspresi,” kata Jokowi.
Pernyataan Jokowi kemudian ditanggapi BEM UI. Mereka menyebut masyarakat Indonesia tak bebas berekspresi di era Jokowi. “Presiden Jokowi pernah meminta masyarakat untuk aktif menyampaikan kritik,” tulis akun @BEMUI_OFFICIAL pada Senin, 20 September 2021. Sayangnya, menurut mereka, kenyataan berbanding terbalik dengan ucapan sang Presiden.
Berdasarkan survei Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial atau LP3ES, tulis BEM UI, sebanyak 52,1 persen masyarakat Indonesia merasa ancaman kebebasan sipil meningkat. Hal ini berakibat pula terhadap meningkatnya ketakutan masyarakat dalam berpendapat, berekspresi, berkumpul, dan berserikat.
3. BEM UI sebut pemerintahan Jokowi sebagai era kemunduran
BEM UI kembali mengkritik pemerintahan Jokowi pada April 2022. Melalui akun media sosial, mereka mengunggah sebuah video yang menampilkan sosok Jokowi. Dalam video terlihat presiden mengenakan setelan jas dan berjalan mundur hingga di pinggir jurang. Pada bagian latar belakang terdapat tulisan ‘Menuju Indonesia Mundur’.
“Selamat datang di era kemunduran, saat negara hukum justru melanggengkan jahatnya kekuasaan,” tulis BEM UI dalam keterangan unggahan, Senin, 11 April 2022.
4. BEM UI sindir slogan Jokowi, Kerja! Kerja! Kerja! Tapi sia-sia
Pada Oktober 2022, BEM UI kembali membuat unggahan kritikan terhadap Jokowi. Mereka memposting video berdurasi 16 di Twitter pada Senin, 25 Oktober 2022. Video itu memuat potret Jokowi dengan hidung panjang mirip Pinokio. Selain Jokowi, Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga dikritik. Ma'ruf digambar di belakang dengan tangan memegang erat pundak Jokowi. Pada bagian latar, terdapat tulisan “Kerja! Kerja! Kerja! Tapi sia-sia”.
BEM UI juga membuat utasan dalam postingan tersebut. Utasan itu berisi pujian satire. Menurut mereka, Jokowi adalah contoh baik tentang seorang Presiden yang dipilih dengan suara rakyat. Namun, menurut BEM UI, kendati dipilih rakyat, Jokowi tak pernah berpihak kepada rakyatnya. “Tetapi tidak pernah menunjukkan keberpihakannya pada rakyat dan sering memperburuk sendi-sendi kehidupan rakyat.”
BEM UI juga menyindir kedudukan Ma’ruf Amin. Menurut mereka, keberadaan sang wakil presiden tak lebih dari sekadar simbol dan pajangan di depan kelas sekolah dasar. “Bagaimana mungkin kita menuju kemajuan jika negara ini dipimpin oleh pendusta dan sebuah foto pajangan?”
5. BEM UI sindir DPR sebagai Dewan Perampok Rakyat
Terbaru, BEM UI kembali melayang-layang kritikan kepada pemerintah. Kali ini ditujukan ke badan legislatif. Mereka tanpa tedeng aling-aling menyebut DPR sebagai Dewan Perampok Rakyat. Bahkan mereka membuat ilustrasi Gedung Kura-Kura terbelah dan muncul tiga tikus. Salah satu tikus berkepala Puan Maharani.
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang DPR tak pantas menyandang nama sebagai Dewan Perwakilan Rakyat. Menurutnya, kini DPR lebih pantas disebut sebagai Dewan Perampok, Penindas ataupun Penghianat Rakyat. Kritikan ini merupakan buntut pengesahan Perpu Cipta Kerja menjadi Undang-Undang pada 21 Maret lalu.
Sehari kemudian, 22 Maret, Aliansi BEM se-UI mengeluarkan pernyataan sikap. Mereka mengecam Jokowi dan DPR yang telah mengkhianati UUD 1945 melalui pengesahan Perpu Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja. Mereka mendesak Presiden dan DPR membatalkan UU Cipta Kerja ini.
“Mengajak seluruh elemen masyarakat sipil untuk bersama-sama menyuarakan perlawanan terhadap pengesahan RUU tentang Penetapan Perpu Cipta Kerja,” demikian tuntutan mereka.
Pilihan Editor: Heboh Meme Puan Berbadan Tikus, Saat Istana Sebut BEM UI Seperti LSM
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.