TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku tak khawatir ihwal suara konstituen pendukung Anies Baswedan yang berpindah ke Partai NasDem. Hasil survei teranyar yang dilakukan salah satu media nasional menunjukkan elektabilitas PKS menurun dari 6,3 persen pada Oktober 2022 menjadi 4,8 persen pada Januari 2023.
Responden PKS pemilih Anies juga menurun, dari yang sebelumnya 19,9 persen menjadi 17,6 persen. Juru Bicara PKS Muhammad Kholid menjelaskan, hasil survei itu merupakan masukan bagi partai agar bekerja lebih baik lagi.
“Tidak (khawatir). Kami hormati setiap lembaga survei. Bagi kami, itu sebagai masukan yang baik untuk bekerja lebih baik lagi,” kata Kholid saat dihubungi, Selasa, 21 Februari 2023.
Kholid menjelaskan, partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu ini selalu mempelajari tiap lembaga survei yang menerbitkan hasil kajiannya. Di sisi lain, Kholid menyebut PKS juga melakukan kajian lengkap beragam survei dan menggelar survei mandiri secara reguler.
“Insya Allah pergerakan kami on the track. Kami optimistis suara PKS akan naik dan mencapai target,” kata dia.
Survei terbaru menunjukkan indikasi keberhasilan NasDem menggaet suara pendukung Anies Baswedan. Hingga saat ini, hanya NasDem yang secara resmi sudah mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden 2024.
Keberhasilan NasDem dilihat dari suara pemilih Anies yang sebelumnya tersebar jadi mengelompok di NasDem. Pada Oktober 2022, responden NasDem pemilih Anies hanya 4,6 persen. Kini, suara pemilih Anies meroket jadi 22,6 persen.
Suara elektabilitas NasDem juga meningkat dari yang sebelumnya 4,3 persen menjadi 7,3 persen. Kendati demikian, keberhasilan NasDem berdampak kepada partai lain yang komposisi pemilihnya merupakan pendukung Anies, seperti PKS dan Partai Demokrat.
Pilihan Editor: NasDem Disebut Poros Koalisi Perubahan, Hermawi Taslim: Kami Egaliter