Fatia juga mengingatkan kembali Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pasca pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya 1 Oktober 2022. Ia menyebut tidak ada keseriusan dari aparat untuk berbenah pasca terjadinya tragedi yang menelan ratusan nyawa tersebut.
“Bahwa dengan adanya peristiwa ini, kami menilai kepolisian sepertinya tidak benar-benar belajar dari tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang lalu,” ujar Fatia.
Oleh karena itu, Fatia mendesak Polri agar betul-betul mengevaluasi mekanisme pengamanan pertandingan olahraga. Termasuk, kata dia, melakukan evaluasi yang sungguh-sungguh terhadap perwira kepolisian yang bertanggungjawab saat melakukan pengamanan pertandingan sepakbola antara PSIS Semarang vs Persis Solo.
“Kami berpendapat penggunaan gas air mata ini tidak benar dan keliru untuk digunakan. Sebab berimplikasi merugikan warga yang tinggal di sekitar stadion,” kata dia.
Kronologi kericuhan polisi vs suporter PSIS Semarang
Sebelumnya, kericuhan terjadi saat pertandingan lanjutan BRI Liga 1 antara PSIS Semarang vs Persis Solo di Stadion Jatidiri Semarang pada Jumat kemarin, 17 Februari 2023. Kericuhan itu terjadi setelah sejumlah Panser Biru, sebutan suporter PSIS, mencoba masuk ke dalam stadion. Padahal, polisi sebelumnya telah melarang pertandingan tersebut digelar dengan penonton.
Kondisi tersebut menimbulkan ketegangan antara suporter dengan aparat kepolisian yang berjaga di luar stadion. Polisi pun melepaskan gas air mata untuk membubarkan suporter PSIS Semarang tersebut. Akibatnya, wasit menghentikan pertandingan pada menit ke-74 karena asap sempat masuk ke dalam stadion.