INFO NASIONAL - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Majelis Umum PBB atau United Nations General Assembly (UNGA), Csaba Korosi. Dalam pertemuan, Puan menekankan komitmen Indonesia dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
Pertemuan Puan dengan Korosi digelar di sela-sela perhelatan Annual Parliamentary Hearing at the United Nations di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Senin, 13 Februari 2023. Anggota DPR RI yakni Charles Honoris dan Irine Yusiana Roba Putri, turut mendampingi Puan.
UN Parliamentary Hearing kali ini mengambil tema ‘Solutions through solidarity, sustainability and science’ dengan membahas isu air dan sanitasi. “Saya menyambut baik UN Parliamentary Hearing kali ini yang membahas isu air dan sanitasi. Tema presidensi ini sangatlah tepat untuk mengatasi tantangan multidimensional saat ini,” kata Puan saat bertemu Csaba Korosi.
Menurut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini, diperlukan kerja sama internasional yang konkret dan dukungan terhadap multilarisme. Dalam upaya ini, parlemen juga dapat berperan penting untuk memberikan dukungan politik bagi kebijakan luar negeri dan kerja sama internasional.
“Sekaligus memastikan implementasi kesepakatan internasional di dalam negeri. Harapan saya, keterlibatan parlemen dan IPU (Inter-Parliamentary Union) dalam pembahasan berbagai isu global di PBB dapat terus ditingkatkan,” ujarnya.
Puan menjelaskan, air merupakan isu utama yang dapat mempengaruhi pencapaian semua tujuan Sustainable Deveopment Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, Indonesia beruntung menjadi salah satu negara dengan cadangan air terbesar, namun pemenuhan air bersih dan sanitasi aman secara merata bagi 275 juta penduduk Indonesia yang tersebar di 17.000 pulau masih menjadi tantangan besar.
“Hal ini terutama dikarenakan pendanaan yang terbatas bagi infrastruktur air dan sanitasi,” kata Puan.
Mantan Menko PMK ini menyinggung soal kewajiban negara menyediakan pelayanan air bersih bagi seluruh penduduk Indonesia sebagaimana yang diamanatkan oleh konstitusi. Hal tersebut untuk menjamin agar air bersih tersedia dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
“Untuk itu, kami memerlukan US$ 40 milliar untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur air dan sanitasi di seluruh Indonesia. Sementara dana publik hanya mencukupi 30 persen. Karenanya, berbagai upaya kami lakukan,” ujar peraih 2 gelar Doktor Honoris Causa ini.
Karena itu, Puan berharap Parliamentary Hearing ini dapat berkontribusi terhadap peningkatan pemenuhan komitmen masyarakat internasional bagi investasi serta dukungan pendanaan dan teknologi untuk negara berkembang dalam pencapaian SDG. “Kami juga mendorong saling bertukar pengalaman dan pemikiran bagi upaya bersama terkait air dan sanitasi,” ujarnya.
Puan pun menyampaikan dukungan DPR RI terhadap perhelatan World Water Conference 2023 di bawah kepemimpinan Csaba Korosi yang akan dihelat pada 22-24 Maret mendatang. Ia juga memastikan partisipasi Indonesia pada tingkat tinggi dalam pertemuan tersebut.
“Secara khusus, Indonesia berpandangan bahwa keterkaitan antara Water, Disaster and Food Security perlu mendapatkan perhatian global yang lebih besar,” kata Puan.
Sementara itu, World Water Forum 2024 akan diselenggarakan di Bali, Indonesia, dengan tema ‘Water for Shared Prosperity’. Pertemuan itu akan menindaklanjuti hasil dari Water Conference guna memperkuat komitmen global untuk pencapaian SDG 6.
Puan juga mengatakan, saat ini Indonesia tengah mengembangkan sistem manajemen air terintegrasi yang bertujuan mengumpulkan dan memonitor data terkait kapasitas air dan curah hujan guna memprediksi bencana alam dengan menggunakan teknologi Artificial Intelligence. “Harapan saya, ini dapat mendukung gagasan anda untuk membangun global data hub mengenai sistem manajemen air"..
Cucu Proklamator RI Bung Karno itu pun kemudian menegaskan komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim, termasuk dari sisi parlemen. Puan mengingatkan, isu perubahan iklim pertama kali dibahas dalam Sidang Umum IPU pada IPU ke-144 di Bali tahun 2022.
“Saya mendorong parlemen berbagai negara untuk mengakselerasi langkah pengurangan emisi, adaptasi, transisi energi serta pemenuhan komitmen negara maju untuk climate financing,” ujarnya.
Csaba Korosi pun mengapresiasi komitmen Indonesia yang disampaikan oleh Puan terkait isu perubahan iklim. Ia mengaku senang telah bertemu dengan Puan.
“Saya berbesar hati mendengar betapa pentingnya Indonesia melekat pada upaya nasional dan globalnya untuk mengatasi perubahan iklim dan komitmennya dalam konferensi air PBB yang akan datang,” kata Korosi. (*)