TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menyebut partainya menunggu offering alias tawaran dari calon mitra koalisinya, yakni Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ihwal momen deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden maupun koalisi. Dia menyebut NasDem enggan terlihat seperti pihak yang selalu ngotot dan mengejar-ngejar PKS dan Demokrat.
“Kami justru ingin menunggu offering dari teman-teman yang lain. Ya masak NasDem terus yang kebelet. Sekarang ini kan bagian dari proses, hubungan itu resiprosikal, masak bertepuk sebelah tangan?” kata Willy kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 17 Januari 2023.
Menurut Willy, koalisi yang bakal dinamai Koalisi Perubahan ini hendak dibangun berdasarkan prinsip equal partnership. Oleh sebab itu, tidak boleh ada pihak yang merasa kedudukannya lebih tinggi dari yang lain.
Baca juga: Surya Paloh Soal Cawapres Anies Baswedan: Siapa yang Bisa Menjadikan Dwitunggal
Dia menyebut NasDem mempersilakan PKS dan Demokrat berembuk di internal masing-masing ihwal momen deklarasi ini. NasDem, kata dia, sedang dalam posisi stand by.
“Kalau yang saya bilang tadi equal partnership, kita bareng-bareng. Oke kawan-kawan maunya kapan silakan, rembuk di internalnya. Kami posisinya stand by saja. Jadi kami dalam posisi on call, kring gitu, kita on call,” ujarnya.
Sebelumnya, Partai NasDem mengusulkan agar deklarasi Anies Baswedan sebagai capres maupun koalisi digelar pada 10 November 2022 lalu. Namun, jadwal deklarasi mundur karena pembahasan dalam tim kecil ketiga partai belum tuntas.
Pada Senin, 16 Januari 2023 lalu, Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengumpulkan seluruh anggota Fraksi NasDem DPR RI di NasDem Tower, Jakarta Pusat. Willy mengatakan Paloh juga menyampaikan update rencana koalisi bersama Partai Demokrat dan PKS.
Dia menjelaskan, Paloh menyampaikan bahwa rencana koalisi masih berjalan. Usai mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024, Paloh disebut Willy menyampaikan bahwa komunikasi dengan Demokrat dan PKS masih intensif.
“Pak Surya update soal koalisi. Ya koalisi tentu kita jalan terus, artinya ini kan proses untuk kontestasi 2024. NasDem sudah mendeklarasikan Pak Anies, dan komunikasi dengan Demokrat dan PKS terjadi secara intens, secara rutin,” kata Willy.
Dia mengatakan Anies Baswedan sudah menjadi simbol perekat ketiga partai. Adapun soal pendamping Anies, kata dia, bakal dirembuk bersama-sama.
“Siapa yang akan menjadi cawapres ya nanti kita akan rembuk bersama, kata Pak Surya. Siapa yang kemudian bisa menjadikan ini dwitunggal,” ujarnya.
Dalam forum tersebut, Willy mengatakan Paloh berpesan bahwa urusan cawapres diserahkan kepada Anies. Kendati demikian, sebelum menjatuhkan pilihan sosok ini akan didiskusikan bersama.
Willy menyebut sosok pendamping Anies tidak boleh dipaksakan. Paloh, kata dia, menyampaikan bahwa koalisi ini dibangun dengan solidaritas dan nafas yang equal.
“Kan spirit awalnya membangun koalisi perubahan ini equal partnership. Kecuali mau ada subkoordinasi satu dengan yang lain, itu hal yang berbeda,” kata Willy.