TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Edwin Partogi Pasaribu mengungkapkan awal kecurigaannya terhadap laporan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, Irjen Ferdy Sambo, dan istrinya, Putri Candrawathi, ke lembaganya pada pertengahan 2022. Menurut dia, dalam laporan Sambo, semua tampak mengarah kepada Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang justru menjadi korban tewas.
Edwin menyatakan, berdasarkan analisis mereka, terdapat tiga peristiwa dalam kematian Brigadir Yosua. Akan tetapi, dari tiga peristiwa itu hanya dua yang dilaporkan ke polisi.
"Pertama peristiwa perbuatan asusila, kedua peristiwa tembak menembak atau percobaan pembunuhan, dan ada satu lagi, ada orang yang mati yaitu Yosua. Jadi ada tiga peristiwa, tapi cuma ada dua laporan polisi," kata Edwin di Gedung LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 13 Januari 2023.
Sambo dan Pyutri terlalu membebankan semuanya ke Brigadir Yosua
Edwin menyebut mencurigai kasus ini karena baik Sambo dan Putri membebankan semuanya kepada Brigadir Yosua. Padahal, Edwin menyebut Brigadir Yosua saat itu tewas akibat pembunuhan, tapi tidak ada laporan pembunuhan.
"Jadi kami ragu untuk meyakini bahwa Yosua adalah pelaku dari pelecehan seksual dan pelaku tembak-menembak. Ditambah lagi yang katanya korban adalah istri jenderal, pelakunya anak buah, ajudan, perbuatannya di rumahnya jenderal, jadi bagaimana mungkin?" kata Edwin.
Lebih lanjut, Edwin menyebut sebelum pihak kepolisian mengumumkan letak luka tembak Yosua, saat itu LPSK telah lebih dulu mendapat informasi soal luka tembak di bagian belakang kepala yang menjadi penyebab kematiannya. Luka itu dirasa Edwin tak mungkin terjadi jika benar Yosua tewas dalam peristiwa tembak menembak dengan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu.
"Soal luka tembakan di belakang kepala waktu itu belum terungkap, tapi LPSK tidak bisa menyampaikan sebelum polisi. Kenapa tembak menembak tapi, kok, lukanya di belakang kepala? Itu yang membuat kami paling ragu dalam laporan percobaan pembunuhan ini," kata Edwin.
Selanjutnya, kronologi kasus kematian Brigadir Yosua