TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memamerkan capaiannya selama tahun 2022 saat berpidato di hari ulang tahun ke-50 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Jokowi menyebut Indonesia berhasil selamat dari krisis ekonomi tahun lalu di saat banyak negara lain mulai ambruk.
"Tahun 2022 kemarin adalah tahun yang sangat sulit, bagi dunia maupun bagi seluruh negara. Tapi kita sepertinya tidak merasakan, karena ekonomi kita memang masih tumbuh dalam posisi yang normal," ujar Jokowi saat memberikan sambutan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 10 Januari 2023.
Di hadapan ribuan kader PDIP, Jokowi menyebut tahun 2022 merupakan tahun yang penuh dengan turbulensi ekonomi. Lalu pada 2023, kondisinya, menurut Jokowi, akan lebih sulit dihitung dan diprediksi.
Meski begitu, Jokowi tetap optimistis Indonesia bisa keluar dari krisis ini seperti halnya dulu di krisis moneter 1997-19998. Buktinya, Jokowi menyebut Indonesia belum meminta bantuan Dana Moneter Internasional atau IMF.
Padahal, menurut Jokowi, saat ini sudah ada 16 negara yang menjadi pasien IMF karena kondisi ekonomi negara yang ambruk. Selain itu, Jokowi menyebut ada 36 negara mengantre di depan pintu IMF karena juga tidak memilki kekuatan ekonomi di dalam negerinya.
Lebih lanjut, Jokowi menyebut salah satu faktor Indonesia bisa bertahan dari krisis ekonomi tersebut karena memilki infrastruktur yang cukup baik untuk menjadi pondasi ekonomi. Sehingga, dia meminta agar seluruh menterinya bekerja dengan sungguh-sungguh agar Indonesia tidak masuk dalam jurang resesi tahun 2023.
"Oleh sebab itu, saya tidak menakut-nakuti tapi kita semua harus berhati-hati dan waspada, jangan keliru kebijakan, jangan keliru policy, sehingga membawa kita pada sebuah kekeliruan besar, itu yang harus kita jaga bersama-sama," kata Jokowi.
Baca: Sebut 28 Negara Antre Jadi Pasien IMF, Jokowi: Eling Lan Waspodo
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.