TEMPO.CO, Yogyakarta- Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Rommy hadir dalam peringatan Harlah PPP ke 50 yang dipusatkan di Stadion Kridosono Yogyakarta, Minggu, 8 Januari 2023.
Politikus yang kini duduk sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat PPP itu namanya sempat mencuat karena menjadi narapidana korupsi jual beli jabatan di Kementerian Agama.
Rommy sempat ditahan KPK sejak Maret 2019, namun setahun kemudian bebas setelah Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengabulkan upaya bandingnya. "Kembalinya saya ke dunia politik karena hak-hak politik saya memang tidak dicabut," kata Rommy di sela harlah yang juga dihadiri Sandiaga Uno itu
Romy pun mengutip pernyataan koleganya Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono dalam pidatonya beberapa waktu lalu.
"Politisi itu merupakan profesi, sama seperti dokter yang juga profesi, ketika dia melakukan mal praktik namun hak haknya tidak dicabut, dia masih bisa praktik, begitu pun politisi," kata Romy menirukan pernyataan Mardiono.
"Politik itu bagi saya merupakan panggilan hidup, jadi saya akan selalu kembali selama saya masih punya hak politik," kata dia."Seperti penyanyi atau pelawak yang saat menyanyi atau melawak keseleo lidah, sepanjang masih punya hak tampil, mereka akan kembali menyanyi atau melawak."
Nilai Kasusnya Jebakan Politik
Turun kembali ke panggung politik, juga mantap dilakukan Romy karena ia mengacu pernyataan seniornya Ketua Majelis Kehormatan PPP Kiai Haji Zarkasih Nur. "Kiai Zarkasih Nur mengatakan,setiap agama mengenal pertaubatan, kalau Tuhan saja memaafkan, masak manusia tidak memaafkan (Romy yang tersandung korupsi)," kata dia.
Rommy mengatakan tidak ada hal yang ia langgar dengan kembali ke PPP. Terlebih partai itu yang sejak kecil sudah dikenalnya dengan baik.
"Yang tidak suka dan setuju (saya kembali ke PPP) adalah orang-orang yang tidak memilih PPP (sebagai pilihan politiknya), jadi tak usah banyak berkomentar soal PPP, warga PPP yang lebih tahu mana yang terbaik untuk partainya," ujar Rommy.
Rommy menuturkan kasus korupsi yang pernah melilitnya dulu tak lebih dari sebagai sebuah jebakan politik semata. Karena kasus operasi tangkao tangan yang menimpanya saat itu hanya berselang satu bulan menjelang Pilpres 2019.
"Soal kasus (korupsi yang menimpa) itu saya hanya satu kata saja, itu jebakan, itu nyata manuver politik," kata Rommy.
Menurut Rommy ada aktor politik bermain dalam kasus yang membelitnya itu sehingga dirinya menjadi korban.
"Apakah itu dilakukan langsung atau tidak, tetapi ada aktor politik di balik itu yang membuat itu terlaksana, saya korban politik dari pertarungan Pilpres 2019," kata Romahurmuziy tak menyebut siapa aktor dimaksud.
Baca Juga: Romahurmuziy Kembali ke PPP, Berikut Kilas Balik Kasus Korupsi yang Menjeratnya