Lalu Sambo menangis. Tidak berapa lama Putri Candrawathi masuk dan duduk di samping suaminya di sofa panjang. Di sana Ferdy Sambo mengaku istrinya tersebut dilecehkan oleh Brigadir Yosua. Kemudian keduanya menangis di hadapan Richard.
Ferdy Sambo kemudian menyampaikan perintah ke Richard agar dia membunuh Yosua. Sebab, kata dia, kalau dia sendiri yang membunuh tidak akan ada yang membela. Sambo pun sempat menceritakan detail skenario palsu yang telah dia siapkan untuk melepaskan Richard dari jerat hukum.
“Jadi gini Chad, lokasinya di 46 (rumah dinas). Nanti di 46 itu Ibu dilecehkan oleh Yosua, terus Ibu teriak kamu respons, terus Yosua ketahuan. Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal,” kata Richard menirukan skenario palsu yang disiapkan Sambo dalam sidang Selasa, 13 Desember 2022.
Richard mengatakan saat itu Ferdy Sambo menyampaikan jelas perintahnya dan memastikan Putri Candrawathi mendengarnya. Kemudian Ferdy menjelaskan kembali skenarionya dan menguatkan Richard.
“Sudah kamu enggak usah takut karena posisinya itu pertama kamu bela Ibu. Yang kedua kamu bela diri karena dia nembak duluan,” kata Richard mengulangi omongan Ferdy Sambo.
Richard mengaku Putri Candrawathi saat itu sempat berbicara dengan Ferdy Sambo. Meski terdengar samar, Richard mengaku mendengar Putri menyinggung soal CCTV dan sarung tangan.
Richard bahkan mengaku melihat Ferdy Sambo sudah mengenakan sarung tangan hitam dan memberikannya sekotak amunisi 9 milimeter untuk mengisi amunisi pistol Glock 17 miliknya.
Eksekusi Yosua
Eksekusi Yosua berlangsung pada Jumat sore, 8 Juli 2022. Awalnya, Putri mengajak Richard, Yosua dan Kuat Ma'ruf untuk pindah dari rumah di Jalan Saguling 3 ke rumah dinas Sambo di Komplek Polri Duren Tiga. Alasannya untuk melakukan isolasi mandiri.
Tak lama setelah rombongan itu tiba di rumah Duren Tiga, Ferdy Sambo menyusul. Dia sempat terlihat dalam rekaman CCTV menjatuhkan sebuah pistol saat masih berada di luar rumah.
Sesampainya di dalam, Sambo memerintahkan Kuat untuk memanggil Ricky dan Yosua yang berada di luar rumah. Sambo disebut sempat memegang leher belakang Yosua dan mendorongnya hingga berada di depan tangga lantai satu. Yosua berhadapan dengan Ferdy Sambo dan Richard Eliezer, sementara Kuat Ma’ruf berada di belakang bersama Ricky. Adapun Putri Candrawathi berada di kamar.
Richard Eliezer mengaku melepaskan tiga sampai empat tembakan ke arah tubuh Brigadir Yosua atas perintah Sambo. Dia menyatakan, Yosua saat itu masih terlihat hidup dan mengerang kesakitan. Yosua, menurut Richar, tewas ketika Ferdy Sambo melepaskan tembakan ke arah kepala.