TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG ) memprediksi cuaca ekstrem terjadi di sebagian wilayah Indonesia pada hari ini, Jumat, 30 Desember 2022 hingga malam pergantian tahun baru 2023. Hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat diramalkan akan terhadi di seluruh Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara berpotensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat mulai tanggal 30 Desember 2022. Kondisi tersebut berpotensi dapat berlanjut hingga 1 Januari 2023 dini hari. Kemudian hujan akan cenderung cukup merata dengan peningkatan intensitas pada dini hari dan sore hari.
Selain Jabodetabek, daerah yang perlu diwaspadai terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat adalah Banten bagian barat dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan utara, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) serta Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Berdasarkan model cuaca numerik BMKG, sebagian wilayah Indonesia dalam beberapa hari kedepan berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan peningkatan curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah," ujar Dwikorita dalam keterangan tertulis pada Kamis, 29 Desember 2022.
Penyebab cuaca ekstrem di Indonesia
Dwikorita menyatakan prediksi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia dikarenakan masih aktifnya sejumlah fenomena dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan.
Misalnya, aktivitas Monsun Asia, aliran angin dari daratan Asia ke arah Selatan. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap peningkatan asupan massa udara basah ke wilayah ekuatorial, terutama di sekitar wilayah Indonesia bagian barat.
Selain itu, BMKG mengidentifikasi adanya MJO (Madden Jullian Oscillation) yang masih cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator. Hal tersebut terjadi bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang atmosfer yaitu Kelvin Wave dan Rossby Equatorial dalam sepekan terakhir hingga beberapa hari kedepan. Menurutnya, fenomena itu berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan dengan potensi curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah.
Dinamika lainnya, ujar Dwikorita, yaitu terpantaunya pusat tekanan rendah di Australia yang dapat membentuk daerah pertemuan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan equator. Tekanan itu dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan cukup signifikan di sekitar wilayah yang dilewatinya, mulai dari wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.
Indonesia sedang menuju puncak musim penghujan
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto pun mengatakan saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang menuju puncak musim penghujan. Ia memprediksi cuaca ekstrem ini akan berlangsung pada Januari hingga Februari. Prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, kata dia, mengacu pada data keluaran model numerik cuaca.
“Puncak musim hujan secara umum diprediksikan terjadi pada Januari sampai Februari 2023, sehingga potensi hujan intensitas tinggi masihdapat terjadi hingga Februari 2023” tuturnya.
Guswanto mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang kemungkinan terjadi dalam beberapa hari kedepan. Pasalnya, hal ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, mulai dari banjir, genangan, banjir bandang, tanah longsor, gelombang tinggi.
RIANI SANUSI PUTRI